Jakarta (Lampost.co) — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak boleh menganggur jika tidak terserap dengan baik. Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi komentar Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), yang menyebut anggaran MBG tidak akan beralih meski realisasinya belum optimal.
Purbaya menjelaskan, dirinya tetap mendorong agar anggaran MBG terserap sepenuhnya. Namun, jika hingga batas waktu tertentu penyerapan tidak maksimal, dana tersebut akan ditarik untuk dialokasikan ke sektor lain yang lebih siap.
“Malah bagus kalau bisa (anggaran terserap), tapi kalau enggak bisa ngabisin, uangnya gimana? Nganggur saja?” ujar Purbaya usai konferensi pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (14/10).
Ia menekankan dana yang tidak terpakai tetap menimbulkan beban keuangan bagi negara karena pemerintah harus membayar bunga utang atas dana tersebut. Untuk itu, penyerapan yang lambat akan berdampak langsung pada efisiensi fiskal.
“Kan saya bayar bunga, jadi kami dorong supaya anggarannya habis. Malah itu tujuannya, dorong supaya saya enggak bisa ngambil anggarannya karena terserap optimal,” jelasnya.
Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran MBG baru mencapai Rp20,6 triliun hingga 3 Oktober 2025. Angka itu baru sekitar 29 persen dari total alokasi anggaran MBG tahun 2025 sebesar Rp71 triliun.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyebut program MBG menjangkau 31,2 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. “Kalau lihat sebarannya, sudah berlangsung di seluruh wilayah. Di Sumatra 6,6 juta jiwa, Jawa, Kalimantan, dan seterusnya,” kata Suahasil dalam konferensi pers yang sama.
Purbaya sebelumnya menegaskan evaluasi terhadap serapan anggaran MBG akan berjalan hingga akhir Oktober. Bila hingga waktu tersebut serapan belum optimal, pemotongan anggaran tetap akan berlaku.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut serapan MBG membaik sehingga tidak perlu ada pengalihan dana. Namun, Purbaya menilai keputusan akhir tetap menunggu hasil evaluasi pada akhir Oktober.
“Itu kan berarti Pak Luhut melihat data serapan anggaran dan menilai bagus semua. Tapi kalau nanti tetap tidak optimal, ya tetap kami potong,” tegasnya.
Zulhas Yakin Anggaran MBG Tak Dialihkan
Sementara itu, Zulkifli Hasan, menilai pengalihan anggaran MBG tidak mungkin berlangsung karena program itu merupakan program utama Presiden Prabowo Subianto.
“(MBG) program utama Bapak Presiden. Tidak mungkin mengalihkan-alihkan, InsyaAllah. Itu program sangat penting dan menjadi program utama,” ujar Zulhas di Semarang, Senin (13/10).
Ia menambahkan program MBG yang menyasar 82 juta penerima manfaat bukan hanya sekadar program bantuan sosial. Namun, strategi besar pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui asupan gizi yang cukup.
“Misalnya makanan bergizi kan 82 juta itu besar sekali idenya Pak Prabowo. Untuk jumlah sebesar itu tentu tidak mudah, maka harus kami dukung penuh,” kata Zulhas.
Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan akan terus berkoordinasi untuk memastikan pelaksanaan MBG berjalan efisien dan tepat sasaran. Program itu dapat menjadi pondasi penting bagi peningkatan kualitas gizi anak sekolah, mengurangi angka stunting, dan memperkuat daya saing generasi muda Indonesia.
Untuk itu, ketegasan Purbaya dalam menjaga disiplin fiskal serta komitmen Zulhas mendukung keberlanjutan MBG, pemerintah kini menghadapi tantangan menyeimbangkan antara efisiensi anggaran dan prioritas sosial nasional.