Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung melaporkan inflasi tahunan pada November 2025 menjadi 1,14 persen. Angka itu lebih rendah dari capaian November 2024 yang berada di level 1,5 persen.
Statistisi BPS Lampung, M Sabiel, menyebut kondisi itu menunjukkan tekanan harga yang semakin terkendali. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Lampung pada November 2025. Kelompok itu mencatat inflasi tahunan 8,37 persen dan kenaikan harga pada kelompok tersebut cukup signifikan sepanjang tahun.
Kontributor terbesar terhadap inflasi datang dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok itu menyumbang andil inflasi hingga 1,31 persen. “Beberapa komoditas mengalami lonjakan harga dan memberi pengaruh besar terhadap inflasi,” kata Sabiel.
Emas perhiasan menjadi komoditas dengan andil inflasi terbesar. Komoditas itu menyumbang 0,49 persen. Harga cabai merah menyusul dengan andil 0,45 persen, bawang merah memberi andil 0,25 persen, dan beras menyumbang 0,13 persen. Daging ayam ras juga ikut mendorong inflasi dengan andil 0,09 persen.
Beberapa komoditas lain menahan tekanan inflasi tahunan. Tarif sekolah menengah atas memberi andil penahan 0,85 persen. Sekolah menengah pertama menyumbang penahan 0,39 persen. Bawang putih, tomat, dan cumi-cumi juga membantu menekan inflasi.
Inflasi bulanan November 2025 mencapai 0,36 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya kembali menjadi penyumbang tertinggi dengan inflasi bulanan 1,92 persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat andil inflasi tertinggi sebesar 0,19 persen.
Dia menyebut beberapa komoditas memberi dorongan pada inflasi bulanan. Cabai merah memberi andil 0,09 persen, dan bawang merah menyumbang 0,08 persen. Emas perhiasan memberi andil 0,07 persen, wortel dan sampo ikut menaikkan inflasi dengan andil masing-masing 0,04 persen dan 0,02 persen.
Inflasi di Bandar Lampung, Mesuji, dan Metro
Secara wilayah, Mesuji mencatat inflasi tahunan tertinggi di Lampung. Daerah itu mencatat inflasi 2,35 persen. Kota Bandar Lampung menjadi wilayah dengan inflasi terendah 0,37 persen. Dia menilai perbedaan itu pengaruh variasi pola konsumsi dan dinamika harga antar daerah.
BPS menilai kondisi inflasi Lampung masih terkendali menjelang akhir tahun. Mereka memantau tren harga untuk menjaga stabilitas hingga awal 2026. “Koordinasi pemantauan harga tetap berjalan untuk mengantisipasi potensi gejolak,” kata dia.








