ndar Lampung (Lampost.co) — Siapa sangka seorang ibu rumah tangga bisa berhasil menggeluti usaha jati ukir. Lena Susanti (45) warga Bandar Lampung ini memulai bisnis usaha jati ukir pada 2014 dengan hampir tanpa modal yang begitu besar di awal usahanya.
Ia menceritakan awal dirinya membuka usaha yang berlokasi di Jalan Padjadjaran, Gang Belia, Jagabaya 2, Bandar Lampung itu terpikir akan sebuah usaha yang banyak diminati masyarakat Lampung.
“Ide datang begitu saja, di Lampung ini usaha apa dan menjanjikan, sepertinya banyak orang Lampung suka jati ukir yang mewah-mewah karena enggak ada modal saya beraniin aja,” ujar Lena.
Semakin berjalannya waktu owner GTC Lena Furniture ini berpikir bahwa dengan banyaknya permintaan. Tentu usaha jati ukir jepara miliknya tersebut perlu tambahan modal agar kegiatan bisnisnya tetap berjalan.
Atas saran dari kerabat, akhirnya ia memberanikan diri untuk bergabung dalam Program Usaha Mikro dan Kecil (PUMK).
“Modal awal cuma Rp5 juta, lalu saya jajakan ke teman-teman Alhamdulillah mereka coba pesan furniture yang saya buat ini. Tingkat kesulitan saya saat itu ya kurang modal, tapi ada teman saya bilang coba pinjam ke PTPN 1 Regional 7. Lalu saya datang ke PTPN 1 dan menjajakan pinjaman uang, Alhamdulilah saya di ACC Rp20 juta,” ungkap Lena.
“Dengan uang itu saya manfaatkan untuk pembuatan furniture saya, Alhamdulilah terus berkembang karena banyak pesanan,” ucapnya.
Kemajuan zaman yang ada saat ini, ia mulai memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Modal awal yang dapat dari pinjaman, sampai akhirnya dapat ia lunasi, kemudian melanjutkan pinjaman untuk mengembangkan usahanya itu.
“Enaknya di PTPN itu selalu dapat undangan bimbingan bagaimana jadi pengusaha, terus kelebihan dapat ilmu ada uang saku juga dari PTPN 1,” kata dia.
Hingga ke Riau
Kini kondisi usaha miliknya kian berkembang. Bahkan untuk saat ini dirinya mendapatkan pesanan jati ukir hingga ke Riau dengan nominal mencapai Rp70 juta.
Harga jati ukir jepara yang terdapat di GTC Lena Furniture miliknya beragam. Mulai dari Rp3,5 juta hingga yang termahal mencapai Rp25 juta, tergantung dari tingkat kesulitan dan motif saat pembuatan jati ukir tersebut.
“Pemesan itu paling jauh sampai ke Riau dengan nominal 70 juta. Omzet saya selalu targetkan Rp100 sampai Rp150 juta dalam satu bulan. Yang paling murah itu dari Rp3,5 juta sampai Rp25 juta, macam-macam ada yang lemari, sesanan sampai semua kursi, meja makan, dan jati ukir lainnya,” kata dia.
“Saya ucapkan terima kasih kepada PTPN 1 karena usaha saya bisa sampai sebesar saat ini. Saya sangat terbantu bisa membiayai kuliah anak, membantu suami, dan membantu keluarga,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT