Jakarta (Lampost.co) — Harga emas dunia melemah pada akhir perdagangan pekan ini. Setelah mencatat reli panjang sejak Agustus, logam mulia akhirnya terkoreksi akibat aksi ambil untung dari para investor. Prediksi harga emas menjadi topik hangat di kalangan analisis pasar saat ini. Banyak yang mengantisipasi bagaimana prediksi harga emas akan mempengaruhi strategi investasi.
Pada Jumat (24/10/2025), harga emas spot tutup di posisi USD4.110,6 per troy ons, turun 0,38% daripada hari sebelumnya. Sepanjang pekan ini, harga emas tercatat melemah 3,28% secara point-to-point. Penurunan itu menjadi koreksi mingguan pertama dalam 10 pekan terakhir. Dalam konteks prediksi harga emas ini, pola pergerakan harga menjadi perhatian utama bagi para investor.
Meski begitu, secara bulanan harga emas masih naik 9,62%. Bahkan, sejak awal tahun 2025 (year-to-date), emas menguat 56,63%, menjadikannya salah satu aset dengan kinerja tahunan terbaik sejak 1979.
Kenaikan tajam itu membuat harga emas rentan terhadap aksi profit taking. Banyak investor memanfaatkan momentum reli panjang untuk merealisasikan keuntungan sehingga menekan harga emas secara temporer. Oleh karena itu, mempersiapkan prediksi harga emas menjadi vital bagi para investor sebelum melakukan transaksi lebih lanjut.
Menurut Strategist Saxo Capital Markets, Charu Chanana, tekanan jual memang mulai melambat, tetapi volatilitas pasar masih tinggi.
“Penurunan harga emas terlihat mulai stabil, tetapi dengan banyaknya investor ritel yang menjual, fluktuasi harga masih mungkin terjadi. Level resistensi penting berada di USD4.148 per troy ons. Jika mampu menembus USD4.236, maka potensi kenaikan lanjutan akan terbuka lebar,” ujarnya.
Analisis Teknikal: Potensi Gerak Emas Minggu Depan
Secara teknikal, tren harga emas masih berada di zona bullish meskipun mengalami koreksi. Indikator Relative Strength Index (RSI) mingguan menunjukkan angka 76. Nilai RSI di atas 50 menandakan tren positif, tetapi angka di atas 70 menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought).
Sementara itu, indikator Stochastic RSI berada di level 63, mengindikasikan momentum beli (long) yang masih kuat.
Untuk pekan depan, peluang koreksi emas masih terbuka. Level support terdekat berada di USD4.006 per troy ons (Moving Average 5). Jika level itu tembus, target berikutnya berada di USD3.776 (Moving Average 10). Mengingat prediksi harga emas, level support ini sangat menentukan arah selanjutnya.
Investor juga perlu memperhatikan pivot point di USD4.212 per troy ons. Jika harga bergerak di atas level tersebut, emas berpotensi menguji resistensi di kisaran USD4.284 hingga USD4.500 per troy ons.
Dengan kondisi pasar global yang masih terpengaruh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan risiko geopolitik, harga emas kemungkinan tetap berfluktuasi tajam dalam waktu dekat.








