Bandar Lampung (Lampost.co)—Inflasi di Lampung pada bulan Agustus 2024 tercatat 2,33%. Secara kumulatif, inflasi dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 0,43%.
Angka ini tergolong rendah dan menunjukkan stabilitas yang cukup baik. Namun, menjaga stabilitas harga tetap menjadi prioritas utama agar perubahan tidak terlalu signifikan.
Pengamat ekonomi Lampung, Asrian Hendi Cahya, mengungkapkan inflasi tahunan Agustus 2023 terhadap Agustus 2024 tercatat 2,33%. Meski demikian, target inflasi yang menjadi fokus utama adalah inflasi kalender, yaitu dari Januari hingga Desember.
“Inflasi tertinggi di Lampung terjadi di Kabupaten Lampung Timur dengan angka 2,9%. sementara inflasi terendah berada di Kota Metro dengan 2,05%,” ujar Asrian, Rabu (4/9/2024).
Dalam pengendalian inflasi, Asrian menekankan pentingnya menjaga pasokan barang, terutama melalui upaya memastikan produksi tidak terganggu.
“Artinya, harus ada upaya menjaga luas panen serta meningkatkan produktivitas. Organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, khususnya yang menangani tanaman pangan dan makanan pokok, termasuk perikanan dan peternakan, harus terus memantau dan berkoordinasi untuk memastikan produksi mencukupi,” tambahnya.
Selain itu, Asrian juga menyoroti pentingnya menjamin kelancaran distribusi barang.
“Koordinasi antar-OPD terkait dengan transportasi dan perdagangan harus terus ditingkatkan untuk memastikan distribusi barang berjalan lancar. Ini termasuk mengawasi praktik penimbunan barang untuk berspekulasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Asrian menekankan peran Satgas Pangan dalam mengawasi peredaran barang yang selama ini menjadi sumber inflasi, seperti beras, minyak, telur, cabai, dan bawang.
“Satgas Pangan harus lebih berperan aktif dalam pengawasan ini,” tegasnya.
Meski saat ini inflasi masih dalam rentang perencanaan, Asrian mengingatkan empat bulan ke depan masih krusial. Terutama Desember yang diprediksi akan mengalami lonjakan permintaan karena perayaan Tahun Baru dan libur nasional.
“Kita berharap pada bulan September sudah mulai turun hujan sehingga kemarau tidak berkepanjangan dan tidak berdampak pada produksi yang bisa memicu inflasi,” tutup Asrian.