Jakarta (Lampost.co)- Film Ipar Adalah Maut resmi tayang di Netflix mulai 8 November 2024. Kehadirannya langsung menuai kontroversi, terutama di Malaysia. Sebagian penonton merasa film ini tidak sesuai dengan nilai Islami yang mereka pahami.
Disutradarai Hanung Bramantyo, film ini diadaptasi dari cerita viral karya Elizasifaa. Dibintangi Michelle Ziudith, Deva Mahenra, dan Davina Karamoy, cerita berfokus pada konflik perselingkuhan dalam keluarga. Adegan ciuman dalam film menjadi pusat perhatian warganet Malaysia, menimbulkan perdebatan tentang moralitas dan agama.
“Di Indonesia memang boleh ya aktornya berciuman-ciuman?” tulis akun X @w*rn*b**la, dikutip Medcom.id, pada Jumat, 15 November 2024.
“Hai, kenapa ribut-ribut sih. Aku selalu lupa dan terkejut saja. Tadi habis nonton Ipar Adalah Maut langsung teriak-teriak kayak orang gila. Aku kaget banget,” lanjutnya.
baca juga : Venna Melinda Ajukan Gugatan Cerai Ketiga terhadap Ferry Irawan
Salah satu kritik menyebut film ini sebagai “pornografi berkedok Islam.” Beberapa warganet meminta agar film ini tidak dipromosikan sebagai tontonan Islami. Mereka khawatir anak-anak terpapar konten yang dianggap tidak sesuai dengan nilai agama.
Namun, warganet Indonesia membantah kritik tersebut. Menurut mereka, Ipar Adalah Maut bukan film Islami, melainkan drama keluarga. Film ini tidak dipasarkan sebagai karya religi di Indonesia, sehingga tidak relevan dikaitkan dengan nilai agama.
baca juga : Baim Wong dan Paula Verhoeven Bercerai, Warganet Khawatir Kondisi Kiano
Di sisi lain, Ipar Adalah Maut mencetak kesuksesan besar. Dengan 4,7 juta penonton sejak rilis di bioskop, film ini masuk daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa. Meskipun menuai kontroversi, karya ini tetap menarik perhatian penonton global.
Film ini menjadi cerminan keberagaman pandangan antara penonton dari berbagai negara. Perdebatan ini mengingatkan pentingnya bijak dalam menilai karya seni, terutama yang bersinggungan dengan norma sosial dan agama.