Bandar Lampung (Lampost.co) — Film 28 Years Later membawa penonton kembali ke dunia pasca-apokaliptik ciptaan Danny Boyle dan Alex Garland. Namun, alih-alih menebar ketegangan nonstop, film itu justru menyentuh sisi emosional.
Cerita berawal dari pulau kecil, tempat sekelompok orang bertahan dari serangan virus zombie. Tokoh utama, Spike (Alfie Williams), adalah bocah 12 tahun yang belajar bertahan hidup dari ayahnya, Jamie (Aaron Taylor-Johnson).
Spike tumbuh di dunia tanpa teknologi dan penuh bahaya. Ia belajar membunuh zombie demi bertahan hidup. Namun, ketika ibunya, Isla (Jodie Comer), dalam kondisi terancam, Spike nekat membawa sang ibu keluar dari pulau. Keputusan itu membuat mereka harus menghadapi bahaya lebih besar di luar sana.
Film itu mengenalkan zombie berjenis Alpha, makhluk buas dengan kekuatan di atas rata-rata. Zombie itu tidak bisa kalah hanya dengan panah biasa.
Beberapa zombie terlihat membusuk dan obesitas, memakan apa saja demi bertahan hidup. Salah satunya bahkan memakan cacing tanah, menciptakan adegan menjijikkan sekaligus mengejutkan.
Beda dengan Film Zombie Lain
Film zombie lain yang penuh kejar-kejaran, sedangkan 28 Years Later lebih menekankan drama dan kedalaman karakter. Penonton tidak akan menemukan banyak aksi brutal seperti di 28 Days Later.
Namun, tetap ada adegan menegangkan seperti serangan Alpha pertama dan perjalanan dalam kereta api terbengkalai. Aksi tersebut tersaji dengan visual sinematik yang memukau.
Danny Boyle tetap menghadirkan visual yang mencolok seperti film pertamanya. Kamera iPhone untuk merekam beberapa adegan guna meningkatkan ketegangan.
Bersama sinematografer Anthony Dod Mantle, Boyle menghadirkan warna alam yang kontras dengan konten penuh darah. Gaya itu membuat film terasa unik dan sangat kuat secara visual.
Apa Nilai Emosional 28 Years Later?
Garland dan Boyle menyisipkan unsur coming-of-age dalam cerita. Film itu tak hanya soal zombie, tapi juga perjalanan batin seorang bocah menuju kedewasaan.
Tanpa internet, televisi, atau ponsel, Spike hanya mengenal cara bertahan hidup.
Itulah mengapa saat film masuk babak terakhir, kisah itu berubah menjadi perenungan soal hidup dan mati.
Jika mengharapkan sensasi adrenalin seperti film zombie klasik, mungkin kamu akan kecewa. Namun, jika kamu siap dengan pendekatan baru dan kisah emosional, film itu sangat layak kamu nikmati.
Apakah Film itu Akan Ada Lanjutan?
Ya, 28 Years Later hanya bagian awal dari trilogi tulisan Alex Garland. Akhir film itu belum menyelesaikan kisah Spike sepenuhnya, membuat penonton penasaran menunggu kelanjutannya.








