Metro (Lampost.co) — Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, melakukan kunjungan kerja di Kota Metro, Provinsi Lampung, Kamis, 25 September 2025
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden terkait percepatan penanganan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita seluruh Indonesia.
Dalam kunjungannya, Menteri Wihaji meninjau langsung pelaksanaan program pada salah satu Sentra Pelayanan Pemberian Gizi (SPPG). SPPG tersebut melayani 366 penerima manfaat yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Kemudian pemerintah berkomitmen penuh untuk memastikan pelayanan berjalan optimal dan tanpa kendala. Terutama dalam hal kualitas dan jenis makanan yang terberikan.
“Kami ingin pastikan tidak ada masalah lapangan. Pelayanan harus baik, dan gizi yang terterima harus tepat,” kata.
Kemudian dalam kunjungan ini, rombongan juga melakukan pemeriksaan kondisi air bersih, sanitasi, dan asupan gizi anak. Bahkan, sebagai wujud dukungan total. Pemerintah berencana untuk membangun rumah bagi keluarga tersebut. Ini agar tercipta lingkungan yang lebih layak dan mendukung kesehatan.
Taman Asuh Sayang Anak
Selain penanganan gizi, Menteri BKKBN juga menyoroti pentingnya solusi bagi orang tua yang bekerja. Khususnya dalam hal pengasuhan anak. Dikenalkan program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) sebagai langkah inovatif.
“Program Tamasya hadir sebagai tempat penitipan anak yang dikelola secara profesional. Fasilitas ini tidak hanya menyediakan pengasuhan. Tetapi juga terlengkapi dengan pelatihan bagi para pengasuh dan pembinaan bagi orang tua melalui program Bina Keluarga Balita (BKB),” ujar Menteri Wihaji.
Lalu ia menambahkan, program ini harapannya dapat menjawab fenomena beberapa perempuan enggan memiliki anak. Apalagi karena khawatir kesulitan mengurus akibat tuntutan pekerjaan. Melalui Tamasya, anak-anak tetap mendapatkan perhatian dan tumbuh kembang yang optimal. Sementara orang tua dapat bekerja dengan tenang.
“Pemerintah bersama korporasi harus hadir memberikan solusi. Anak-anak tetap terurus dengan baik, dan orang tua bisa tetap berkarya,” ujar Menteri Wihaji.
Ia menyebut , hingga saat ini, tercatat sudah ada lebih dari 3.143 fasilitas serupa yang tersebar di Indonesia. Ini terinisiasi oleh berbagai pihak mulai dari kementerian, swasta, hingga korporasi.
Kemudian Menteri Wihaji, memastikan anak-anak di Kota Metro, dari balita hingga remaja, menerima perhatian dan pelayanan yang memadai. Penanganan stunting tidak hanya terbatas pada pemberian gizi semata. Tetapi juga melibatkan aspek sanitasi, perumahan, pendidikan, dan pola pengasuhan yang tepat.
Maka, kolaborasi antara pemerintah, korporasi, dan masyarakat menjadi kunci utama. Apalagi dalam memastikan terwujudnya generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan bebas stunting.
“Dengan memastikan seluruh aspek terintegrasi. Kita berharap akan lahir generasi penerus yang sehat, berdaya saing, dan mampu membawa masa depan bangsa ke arah yang lebih baik,” katanya.
Sementara Walikota Metro, Bambang Imam Santoso memaparkan capaian signifikan dalam penanganan stunting. Angka stunting Kota Metro saat ini tercatat sebesar 14 persen. Ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang berada pada angka 19,8 persen.
“Kami terus berupaya penurunan akan terus tergalakkan. Salah satu langkah proaktif yang terlaksanakan adalah dengan mengunjungi keluarga dengan risiko stunting secara langsung,” katanya.