Bandar Lampung (Lampost.co) – Pastikan pelaksanaan ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) dalam seleksi nasional berbasis tes (SNBT) 2025 tanpa kecurangan. Selama seminggu pelaksanaan UTBK SNBT di Universitas Lampung (Unila) berjalan lancar dan tidak terjadi kecurangan.
Humas PMB Unila, M. Komarudin mengungkapkan, pencegahan kecurangan menjadi salah satu fokus Unila. Hal tersebut untuk menciptakan pelaksanaan UTBK yang jujur dan adil. Sehingga seleksi terlaksanakan sesuai kemampuan peserta.
Kemudian untuk mengantisipasi kecurangan, panitia UTBK Unila menerapkan protokol keamanan yang ketat. Pemeriksaan para peserta satu per satu oleh panitia dan satuan pengamanan. Setelah itu barulah memasuki ruang ujian. Pemeriksaan itu menggunakan metal detektor dan secara konvensional.
Lalu apabila ada yang peserta mencurigakan. Maka petugas akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Termasuk terhadap peserta perempuan yang menggunakan kerudung. Sebelum mulai ujian, pihaknya juga melakukan persiapan sambil mengawasi perilaku peserta.
“Kita melakukan pemeriksaan ketat sebelum memasuki ruangan menggunakan metal detektor baik pria dan wanita.” ungkapnya Komarudin, Selasa, 29 April 2025.
Selanjutnya untuk mengawasi para peserta selama ujian. Unila mengerahkan 478 pengawas, mereka juga telah melakukan pembekalan sebelumnya. Ratusan pengawas itu terbagi pada 36 ruangan yang tergunakan untuk pelaksanaan UTBK.
Kemudian menurutnya, sejak hari pertama kemarin. Panitia tidak menemukan peserta yang mencurigakan atau melakukan kecurangan. Meski begitu pihaknya tetap akan melakukan pengawasan secara ketat hingga UTBK berakhir.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan pusat untuk mengantisipasi potensi perjokian. Kemudian memperhatikan modus-modus yang biasa tergunakan,” katanya.
Institut Teknologi Sumatera
Hal serupa juga terlaksanakan Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam mencegah kecurangan terjadi. Ketua PMB Itera, Abdul Rajak menyampaikan selalu memperhatikan kesesuaian identitas peserta.
Kemudian jika ada peserta yang tidak membawa kartu identitas maka akan pemeriksaan terlebih dahulu. Tujuannya untuk memastikan peserta yang memasuki ruang ujian sesuai dengan identitas yang terdaftar.
“Ada beberapa yang kami tahan dulu. Kami panggil ke ruangan karena ada yang tidak lengkap bawa kartu identitas atau kartu peserta. Ada juga karena dress code-nya tidak sesuai,” jelasnya.
Meskipun begitu, ia mengaku tidak ada kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan UTBK Itera. UTBK Itera tergelar selama 3 hari dengan lancar tanpa gangguan. Itera menjadwalkan ada 3.116 peserta yang harusnya mengikuti UTBK. Namun hingga hari terakhir pada 25 April 2025 kemarin, hanya 2.947 peserta yang hadir dan menjalani ujian tertulis.
“Peserta yang tidak hadir ada 219 tanpa ada konfirmasi. Sehingga kita anggap gugur,” paparnya.