Bandar Lampung (Lampost.co) — Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud mengusung program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan (PK).
Program yang diluncurkan pada 2021 lalu ini merupakan respon pemerintah dalam mewujudkan pengembangan SMK dengan program keahlian tertentu. Sehingga terdapat peningkatan kualitas dan kinerja dari lulusan SMK.
Pencapaian tersebut harus didukung dan diperkuat dengan adanya kerja sama dan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Oleh karenanya salah satu indikator penilaian bagi SMK untuk bisa mendapatkan program ini yaitu mampu menjalin kerja sama dengan dunia industri.
Di SMKN 9 Bandar Lampung misalnya, tahun ini merupakan kali pertama sekolah yang terletak di Jalan Sultan Badaruddin, Susunan Baru itu mendapat program PK dari pemerintah.
Waka Humas dan Kerja Sama Industri SMKN 9 Bandar Lampung, Shofwan Adhar menjelaskan SMK basisnya adalah bidang industri. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng PT Simpur Mobil Lampung, sebuah perusahaan otomotif agen tunggal pemegang merk mobil DFSK dan TATA.
Shofwan menjelaskan, atas dasar kerja sama itu pihak perusahaan menjadi mitra, pemadanan dengan memberikan bantuan dalam bentuk alat-alat penunjang teaching factory (Tefa).
Ketika mitra DUDI sudah menandatangani rencana bisnis dengan memberikan alat penunjang Tefa, maka pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk gedung praktek siswa dan peralatan penunjang praktik serta dana untuk penguatan pembelajaran.
“Karena kita bisa menggandeng perusahaan otomotif, pemerintah menyiapkan gedung untuk tempat siswa belajar,” ujarnya Jumat, 5 Januari 2023.
Shofwan menjelaskan, melalui program PK ini juga para pekerja dari dunia industri terlebih khusus mitra yang sudah bekerja sama bisa membagikan ilmu yang dimilikinya melalui kegiatan praktisi mengajar atau guru tamu.
Selain itu, para guru di sekolah juga memungkinkan untuk dapat menambah kompetensi keilmuannya dengan belajar secara langsung di industri atau biasa disebut program guru magang industri.
“Di program Teknik Kendaraan Ringan (TKR) kita ada delapan guru, dan mereka bisa belajar secara langsung ke industri. Selanjutnya para guru bisa menyalurkannya lagi untuk kegiatan pembelajaran,” kata dia.
Melalui program pusat keunggulan ini, Shofwan menyebut bahwa hal paling krusial untuk dicapai adalah pada peningkatan keterserapan alumni.
Dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang lengkap serta kompetensi guru yang terus ditingkatkan, maka peluang penyerapan lulusan diharapkan bisa meningkat.
“Dan kalau keterserapan alumninya sudah tinggi, maka bisa membuat Jurusan TKR punya nilai jual yang lebih di masyarakat,” tandasnya.