Moskow (Lampost.co) — Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa negara-negara Barat telah menandatangani “surat kematian” bagi mata uang dolar AS dengan menjadikannya ‘senjata’ untuk menekan para kompetitor geopolitik.
Mengutip dari Medcom.id, Selasa, 5 November 2024, Lavrov menyampaikan pandangannya. Mengenai bagaimana Barat telah mengubah dolar menjadi alat tekanan politik yang menargetkan negara-negara yang dianggap sebagai ancaman. Atau yang tidak sejalan dengan kebijakan mereka.
“Dolar telah di jadikan senjata untuk menekan dan menghukum pesaing geopolitik, serta pihak-pihak yang tidak patuh. Dengan demikian, secara esensial, Barat telah menuliskan surat kematian bagi dolar sebagai mata uang cadangan global dan alat transaksi internasional,” ujar Lavrov dalam sebuah simposium fiksi ilmiah di Moskow.
Baca juga: 5 Fakta Keanggotaan BRICS dan Langkah Indonesia Menuju Aksesi Penuh
Lavrov menuduh Amerika Serikat dan sekutunya telah merusak prinsip globalisasi yang sebelumnya mereka bangun dan promosikan di seluruh dunia. Menurutnya, prinsip-prinsip seperti persaingan yang adil dan hak milik yang tak terganggu telah di tinggalkan begitu saja di Barat.
Walau demikian, Lavrov menekankan bahwa Rusia tidak menutup diri dari dialog dengan Barat. Tetapi telah menarik pelajaran dari bagaimana Barat secara tiba-tiba meninggalkan janji-janji dan kesepakatan yang pernah di buat dengan Moskow.
Dunia Multipolar
Ia menyatakan bahwa negara-negara di benua Eurasia perlu menentukan masa depan mereka sendiri tanpa campur tangan asing, serta menyelesaikan masalah secara mandiri guna membangun tatanan dunia multipolar.
“Jika, dan saat negara-negara Barat siap untuk melanjutkan hubungan berdasarkan prinsip saling menghormati dan keseimbangan kepentingan yang adil, maka kami akan mempertimbangkan pendekatan tersebut sesuai dengan kepentingan nasional kami, bukan keinginan yang kerap kami dengar dari ibu kota Barat,” tambah Lavrov.
Ia juga menyebutkan bahwa pembicaraan tingkat antar pemerintah terkait prinsip-prinsip koeksistensi negara dalam tatanan dunia multipolar berjalan lambat.
Namun, Moskow akan terus berdialog di berbagai forum multilateral, termasuk pada pertemuan G-20 mendatang di Rio de Janeiro bulan ini.
“Barat terus berusaha meraih keuntungan sepihak untuk dirinya sendiri, tanpa segan menggunakan berbagai metode, termasuk, dengan penyesalan mendalam, upaya untuk memonopoli sekretariat dari organisasi-organisasi internasional,” tutup Lavrov.