Jakarta (Lampost.co) — Menandai setahun serangan Hamas pada 7 Oktober sekaligus awal agresi Israel di Gaza, Negeri Zionis mengumumkan penutupan total wilayah pendudukan Tepi Barat pada Senin, 7 Oktober 2024.
Otoritas penyiaran resmi melaporkan Israel telah memutuskan untuk memberlakukan perimeter keamanan penuh di sekitar Tepi Barat dengan menutup penyeberangan yang menghubungkannya dengan Israel dan melarang masuk pekerja Palestina.
“Militer Israel memutuskan untuk memperkuat kehadiran pasukan di seluruh Tepi Barat dan di semua lini guna mengantisipasi insiden yang bertepatan dengan setahun agresi,” demikian disampaikan penyiar tersebut.
Baca juga: Genosida di Jalur Gaza Picu Perubahan Global, Dukungan untuk Palestina Melonjak
Agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu hingga kini masih berlangsung dan telah menewaskan sekitar 42 ribu orang, yang mayoritas perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 97 ribu lainnya.
Ketegangan di seluruh Tepi Barat meningkat di tengah serangan Israel di Jalur Gaza. Menurut data Palestina, sedikitnya 742 warga Palestina termasuk anak-anak, tewas. Dan hampir 6.200 lainnya terluka serta lebih dari 10.900 orang tertangkap di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Eskalasi itu menyusul opini hukum bersejarah yang Mahkamah Internasional (ICJ) keluarkan pada Juli. Bahwa pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina merupakan pelanggaran hukum dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.