Jerusalem (Lampost.co)—Militer Israel mengatakan mereka sedang melakukan kegiatan kontraterorisme yang mencakup serangan udara di wilayah Kota Jenin, Tepi Barat. Pihak berwenang Palestina mengatakan lima orang tewas.
“Tentara Israel telah mengepung sebuah gedung tempat para teroris membuat barikade dan para tentara saling tembak,” sebut Militer Israel, seperti ABC News kutip, Jumat (5/7/2024).
“Sementara serangan udara telah menyasar beberapa kelompok bersenjata di wilayah tersebut,” ujar pihak Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lima orang tewas, tetapi tidak memberikan informasi apa pun tentang identitas mereka. Tidak ada perincian lebih lanjut yang segera tersedia dari kedua belah pihak.
Bentrokan di Jenin, yang terkenal sebagai basis militan tempat tentara sering beroperasi, terjadi sehari setelah kelompok pemantau antipermukiman Israel mengatakan pemerintah berencana membangun hampir 5.300 rumah baru di permukiman di Tepi Barat yang Israel duduki.
Kelompok Peace Now mengungkapkan rencana pembangunan itu merupakan bagian dari upaya pemerintah garis keras memperkuat permukiman. Hal itu sebagai bagian dari strategi memperkuat kendali Israel atas Tepi Barat untuk mencegah terbentuknya negara Palestina di masa mendatang. Palestina menginginkan Tepi Barat, Jerusalem Timur, dan Gaza—wilayah yang Israel rebut dalam perang Timur Tengah 1967—untuk negara merdeka.
Kekerasan Meningkat
Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat sejak perang Israel di Gaza pecah akibat serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel Selatan. Serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan perang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina. Jumlah korban tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam hitungannya, tetapi mencakup ribuan wanita dan anak-anak.
Pembicaraan gencatan senjata tampaknya kembali bergulir setelah terhenti selama berminggu-minggu. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa ia akan mengirim negosiator untuk melanjutkan pembicaraan. Hanya berjarak sehari setelah Hamas menyerahkan tanggapan terbarunya kepada mediator atas proposal kesepakatan dukungan AS.
Kembalinya negosiasi tersebut tampaknya menandai upaya lain oleh mediator AS, Qatar, dan Mesir untuk mengatasi kesenjangan yang telah berkali-kali menggagalkan kesepakatan selama beberapa bulan terakhir. Hamas menginginkan kesepakatan yang memastikan pasukan Israel sepenuhnya meninggalkan Gaza dan perang berakhir. Sedangkan Netanyahu mengatakan perang tidak dapat berakhir sebelum Hamas tersingkir.
Negosiator Israel akan tiba di Doha, ibu kota Qatar, untuk pembicaraan pada Jumat dengan kehadiran pejabat Amerika, Mesir, dan Qatar.