Jakarta (Lampost.co): Tidak ada yang selamat di lokasi kecelakaan helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi. Demikian laporan dari kantor berita negara IRINN dan kantor berita semi-resmi Mehr News.
Sebelumnya, bulan Sabit Merah mengatakan tim penyelamat berhasil menemukan helikopter yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi, Senin (20/5). Namun, sejauh ini tidak memberi informasi tentang kondisinya.
Helikopter itu turut membawa Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian terlibat dalam kecelakaan, Minggu (19/5). Mengutip dari Al Jazeera, penyebabnya kecelakaan ini belum pasti.
Raisi merupakan mantan kepala kehakiman garis keras. Raisi adalah presiden kedelapan Iran yang terpilih tahun 2021 setelah kontes presiden yang secara historis tidak kompetitif.
Menurut pemantau hak asasi manusia, ia mengawasi periode penindasan yang begitu ketat terhadap perbedaan pendapat.
Berikutnya dalam garis suksesi adalah Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber, jika mendapat persetujuan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Pemimpin Tertinggi Iran berfungsi sebagai penengah terakhir dalam urusan dalam dan luar negeri di Republik Islam, dengan kekuasaan yang jauh lebih besar ketimbang presiden negara tersebut.
Berbeda dengan pendahulunya, mantan Presiden moderat Hassan Rouhani, Raisi telah membina aliansi erat dengan Khamenei. Banyak orang Iran percaya Raisi sedang bersiap untuk suatu hari menggantikan Khamenei yang berusia 85 tahun dan sedang sakit.
Sebelumnya, Iran memiliki catatan keselamatan transportasi udara yang buruk. Hal ini setidaknya sebagian karena sanksi Amerika selama beberapa dekade, yang telah melemahkan armada udara negara tersebut.