Bandar Lampung (lampost.co)–Sakit jantung tak selalu datang tiba-tiba. Pada banyak kasus usia muda, gejala awal sebenarnya sudah muncul namun sering kali terabaikan karena sepele atau hanya gejala kelelahan biasa.
Menurut dr. Luluk Dwi Yuni, Sp. J.P, FIHA, deteksi penyakit jantung pada usia muda dilakukan melalui EKG, echocardiogram, dan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan.
Banyak penderita muda tidak mengira bahwa tubuhnya sudah memberi peringatan. Mereka mengira rasa berat di dada sebagai efek duduk terlalu lama atau kurang tidur. Padahal, itu bisa menjadi sinyal serius dari jantung.
Generasi muda perlu memahami bahwa deteksi dini adalah investasi masa depan. Mencegah penyakit jantung jauh lebih murah dan mudah ketimbang biaya pengobatan dan risiko kematian mendadak.
Banyak penderita muda tidak mengira bahwa tubuhnya sudah memberi peringatan. Mereka mengira rasa berat di dada sebagai efek duduk terlalu lama atau kurang tidur. Padahal, itu bisa menjadi sinyal serius dari jantung.
Tanpa Pemeriksaan Medis
Lingkungan sekitar juga berperan dalam meremehkan kondisi tersebut. Teman atau keluarga kadang menyuruh istirahat saja tanpa mendorong pemeriksaan medis. Akibatnya, penanganan sering datang terlambat.
Dokter menyarankan setiap orang di atas 18 tahun untuk mulai mengenal tekanan darahnya sendiri. Bila detak jantung sering tak stabil atau tekanan darah tinggi terus-menerus, maka sudah waktunya memeriksakan ke dokter.