Bandar Lampung (Lampost.co) — Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan angka obesitas pada anak Indonesia menunjukan tren yang mengkhawatirkan.
.
Ia menyebutkan, berdasarkan data dari world obesity atlas, angka kenaikan obesitas pada anak-anak Indonesia mencapai 7,9 persen pertahun.
.
“Kalau kita punya 90 juta anak kalikan 7,9 persen, itu artinya ada sekitar 7 juta anak per tahun yang mengalami obesitas. itu banyak banget. Dan itu yang terbanyak pada anak laki-laki,” ujar dr Piprim saat simposium nasional IDAI pada Hotel Grand Mercure Lampung, Jum’at, 23 Februari 2024.
.
Obesitas merupakan suatu penyakit yang punya dampak jangka panjang. Bahkan bisa menimbulkan penyakit lain seperti gula darah, jantung koroner, ataupun hipertensi. “Itu membentuk suatu kelompok penyakit yang kita kenal dengan sindrom kardiometabolik,” katanya
.
Akibatnya kata dia tidak mengherankan jika saat ini banyak orang dewasa muda usia 30 tahun hingga remaja mengidap penyakit yang umumnya banyak terjadi pada usia orang tua. “Ini kan suatu kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan ini terjadi Global,” jelasnya.
.
dr Piprim juga menjelaskan bahwa fenomena ini tak lain adalah karena gaya hidup yang tak terkontrol. Saat ini anak-anak dapat dengan mudah menemukan minuman serta makanan dengan kadar gula tinggi ataupun junkfood yang semakin banyak minatnya.
.
“Padahal etika itu harus terus menerus akan menimbulkan resistant insulin. Ini adalah induk dari segala penyakit metabolik. Jadi kalau sudah resisten insulin nanti kemana-mana bisa ke obesitas, gula darah, hipertensi dan segala macam,” katanya.
.
Obesitas ini penyebabnya gaya hidup, maka tentu kata dia, upaya mengatasinya juga haruslah melalui perubahan gaya hidup.
.
“Kalau hirilisasi itu artinya kita tunggu dulu pasien yang stroke baru kita operasi kita rehabilitas. Kita tunggu dulu serangan jantung baru pasang ring, itu hilirisasi. Tapi kalau hulurisasi kita songsong kedepannya melalui gaya hidup sejak masa kanak-kanak,” katanya.