Jakarta (Lampost.co) — Penyakit jantung kerap kita kaitkan dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Namun penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang kurus pun berisiko mengalami masalah kardiovaskular.
Para peneliti menemukan, ternyata orang dengan berat badan normal atau kurus bila hanya duduk-duduk dan sedikit berolahraga. Risiko serangan jantung serius tidak jauh berbeda dengan risiko orang yang kelebihan berat badan.
“Berat badan normal saja tidak cukup untuk menjadi sehat. Ini penting bagi pasien karena mereka mungkin mendapat rasa aman palsu hanya dengan melihat angka di timbangan,” kata penulis utama studi Arch Mainous dari University of Florida di Gainesville.
Baca Juga:
Jaga Kesehatan Jantungmu dengan Konsumsi 6 Vitamin ini
Gaya hidup yang kurang gerak dapat mengurangi keuntungan dari berat badan yang sehat dan meningkatkan risiko kardiovaskular dari pada dengan orang yang kelebihan berat badan. Artinya, betapa penting menjaga kesehatan jantung secara holistik.
Ada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung pada individu kurus, menyoroti pentingnya menjaga kesehatan jantung secara holistik.
Faktor risiko
1. Penyakit jantung bawaan
Individu dengan penyakit jantung bawaan seperti cacat jantung, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung bahkan pada berat badan yang rendah. Kelainan bawaan ini dapat memengaruhi struktur dan fungsi jantung, meningkatkan kemungkinan penyumbatan dan serangan jantung.
2. Kurangnya aktivitas fisik
Olahraga teratur sangat penting untuk kesehatan jantung. Orang kurus yang jarang berolahraga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dari pada mereka yang aktif secara fisik. Aktivitas fisik membantu memperkuat jantung dan pembuluh darah, serta menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.
3. Lemak tubuh rendah
Meskipun individu kurus mungkin tampak sehat secara fisik, mereka mungkin memiliki kadar lemak tubuh yang lebih rendah dari rata-rata. Kadar lemak tubuh yang rendah dapat menyebabkan metabolisme yang lebih tinggi, yang mengakibatkan penumpukan lemak di area yang tidak tepat, seperti jantung dan hati. Lemak visceral ini dapat menyumbat arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung.
4. Kebiasaan makan tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat, meskipun pada individu kurus, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan gula dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
5. Metabolisme tinggi
Individu kurus umumnya memiliki metabolisme yang lebih tinggi dari pada individu dengan berat badan normal. Metabolisme tinggi dapat membantu membakar kalori lebih cepat. Tetapi juga dapat menyebabkan penumpukan lemak di area yang salah seperti jantung dan hati.
Mitos
Mitos 1: Orang kurus tidak berisiko terkena penyakit jantung
Salah. Individu kurus pun berisiko terkena penyakit jantung, terutama mereka yang memiliki faktor risiko lain seperti penyakit jantung bawaan, aktivitas fisik rendah, dan kebiasaan makan tidak sehat.
Mitos 2: Serangan jantung hanya terjadi pada orang tua
Salah. Meskipun risiko penyakit jantung meningkat seiring bertambahnya usia, serangan jantung dapat terjadi pada siapa saja, termasuk individu muda.
Meskipun berat badan rendah sering kita kaitkan dengan kesehatan yang baik, individu kurus tidak kebal terhadap penyakit jantung.
Faktor-faktor seperti penyakit jantung bawaan, aktivitas fisik rendah, lemak tubuh rendah, kebiasaan makan tidak sehat, dan metabolisme tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Oleh karena itu, penting bagi semua orang, terlepas dari berat badan mereka, untuk memprioritaskan kesehatan jantung melalui pola makan sehat. Kemudian aktivitas fisik secara teratur dan pemeriksaan kesehatan rutin.