• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Sabtu, 01/11/2025 00:25
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Suka Makan Fast Food atau Gorengan, ini Dampaknya bagi Kesehatan

Makanan cepat saji biasanya tinggi gula, garam, dan lemak jenuh atau trans.

Ricky MarlyMedcombyRicky MarlyandMedcom
29/01/25 - 23:38
in Kesehatan
A A
Suka Makan Fast Food atau Gorengan, ini Dampaknya bagi Kesehatan

(dok. pixabay.com)

Jakarta (Lampost.co) — Makanan cepat saji terkadang memiliki rasa yang enak, mudah kita dapat, cepat, dan mengenyangkan. Sehingga makanan cepat saji atau fast food ini banyak peminatnya.

Bahkan banyak perusahaan makanan cepat saji yang telah mencantumkan jumlah kalori yang terkandung di setiap makanan. Tapi, itu hanya sebagian dari pertimbangan sehat atau tidaknya. Berbanding terbalik dengan nutrisinya.

Harus kita pahami, makanan cepat saji biasanya tinggi gula, garam, dan lemak jenuh atau trans. Reaksi tubuh terhadap nutrisi ini menimbulkan berbagai dampak saat seseorang mengonsumsi makanan cepat saji.

Baca Juga:

Pentingnya Menghindari Makanan Tinggi Gula untuk Kesehatan Jantung

Selain itu, ada banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat membahayakan kesehatan.

Nah, kalau kamu lebih suka makan makanan cepat saji, gorengan, dan tinggi kolesterol? Beragam dampak akan memengaruhi kesehatanmu nantinya.

1. Sistem pencernaan

Banyak makanan cepat saji yang sangat rendah serat. Dokter mengasosiasikan diet rendah serat ini dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi pencernaan seperti sembelit dan penyakit divertikular. Serta berkurangnya bakteri usus yang sehat.

2. Imunitas dan peradangan

Sebuah tinjauan tahun 2019 dari Medical News Today, meneliti efek pola makan Barat terhadap sistem kekebalan seseorang. Diet ini terdiri dari gula, garam, dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi hanya dari beberapa sumber.

Para penulis mencatat bahwa pola makan orang Barat dapat menyebabkan peradangan yang lebih tinggi. Kemudian pengendalian infeksi yang lebih rendah, tingkat kanker yang lebih tinggi, dan risiko penyakit alergi dan autoinflamasi yang lebih tinggi.

3. Penyakit jantung

FDA menunjukkan bahwa pola makan tinggi garam sering kali meningkatkan tekanan darah yang akan membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal.

FDA juga mencatat bahwa pola makan tinggi lemak trans meningkatkan jumlah lipoprotein densitas rendah atau kolesterol jahat. Serta menurunkan jumlah lipoprotein densitas tinggi atau kolesterol baik. Artinya, seseorang lebih besar kemungkinannya terkena penyakit jantung.

4. Diabetes

Konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Jenis makanan ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang akan menjadi glukosa ke dalam darah.

Akibatnya, kadar gula dalam darah akan meningkat. Bila kita konsumsi dalam jangka panjang, hal ini dapat mengganggu kerja hormon insulin.

5. Memori 

Sebuah makalah tahun 2020 menunjukkan adanya hubungan antara pola makan tidak seimbang yang tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, khas makanan cepat saji, dan kapasitas memori dan pembelajaran yang lebih rendah.

Pola makan seperti ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan penyakit parkinson.

6. Obesitas

Makanan cepat saji umumnya mengandung jumlah kalori yang sangat tinggi. Jika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori dari pada yang dibakar setiap hari, berat badan bertambah dan dapat menyebabkan obesitas.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), obesitas meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai kondisi kesehatan yang serius. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih berisiko mengalami gangguan pernapasan, termasuk sesak napas dan asma.

Tags: fast foodgorenganjantungkolesterolMakanan cepat sajipencernaanpenyakit
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Rotary Lampung yang tergabung dalam Distrik 3410 (D3410) turut serta memperingati World End Polio Now (WPEN) 2025. Event tersebut dengan menggelar kegiatan Fun Run di Bundaran Tugu Adipura, Minggu, 26 Oktober 2025. Dok Rotary Lampung

Rotary Lampung Ikut Meriahkan Ikrar Bersama Memberantas Polio 2025

byTriyadi Isworoand1 others
26/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) – Rotary Lampung yang tergabung dalam Distrik 3410 (D3410) turut serta memperingati World End Polio Now (WPEN)...

ilustrasi PSN-DBD

Waspada Peningkatan Penyakit DBD Jelang Musim Hujan dan Banjir

byIsnovan Djamaludinand1 others
25/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co)—Masyarakat harap waspada terhadap penyebaran penyakit endemik seperti DBD jelang musim hujan. Sebab, curah hujan yang tinggi kerap...

Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung.Foto: Dok Internet

Pemberantasan Sarang Nyamuk Kunci Sukses Tekan Angka DBD di Bandar Lampung

byIsnovan Djamaludinand1 others
25/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co)—Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, mengeklaim angka demam berdarah dengue (DBD) turun sepanjang 2025....

Berita Terbaru

OJK Terima 874 Laporan Penipuan Digital Setiap Hari
Hukum

OJK Terima 874 Laporan Penipuan Digital Setiap Hari

byMuharram Candra Lugina
31/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Indonesia tengah menghadapi darurat penipuan digital. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, sepanjang tahun terakhir ada 311.597...

Read moreDetails
Penipuan Pekerjaan di Indonesia Makin Parah

Penipuan Pekerjaan di Indonesia Makin Parah

31/10/2025
Mayoritas Orang Dewasa Indonesia Jadi Korban Penipuan Online

Mayoritas Orang Dewasa Indonesia Jadi Korban Penipuan Online

31/10/2025
Dorong Kolaborasi Demi Suksesnya Sensus Ekonomi 2026 di Lampung

Dorong Kolaborasi Demi Suksesnya Sensus Ekonomi 2026 di Lampung

31/10/2025
BPS Lampung: Data Akurat Jadi Kunci Arah Pembangunan

BPS Lampung: Data Akurat Jadi Kunci Arah Pembangunan

31/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.