Jakarta (Lampost.co) — Makanan cepat saji terkadang memiliki rasa yang enak, mudah kita dapat, cepat, dan mengenyangkan. Sehingga makanan cepat saji atau fast food ini banyak peminatnya.
Bahkan banyak perusahaan makanan cepat saji yang telah mencantumkan jumlah kalori yang terkandung di setiap makanan. Tapi, itu hanya sebagian dari pertimbangan sehat atau tidaknya. Berbanding terbalik dengan nutrisinya.
Harus kita pahami, makanan cepat saji biasanya tinggi gula, garam, dan lemak jenuh atau trans. Reaksi tubuh terhadap nutrisi ini menimbulkan berbagai dampak saat seseorang mengonsumsi makanan cepat saji.
Baca Juga:
Pentingnya Menghindari Makanan Tinggi Gula untuk Kesehatan Jantung
Selain itu, ada banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat membahayakan kesehatan.
Nah, kalau kamu lebih suka makan makanan cepat saji, gorengan, dan tinggi kolesterol? Beragam dampak akan memengaruhi kesehatanmu nantinya.
1. Sistem pencernaan
Banyak makanan cepat saji yang sangat rendah serat. Dokter mengasosiasikan diet rendah serat ini dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi pencernaan seperti sembelit dan penyakit divertikular. Serta berkurangnya bakteri usus yang sehat.
2. Imunitas dan peradangan
Sebuah tinjauan tahun 2019 dari Medical News Today, meneliti efek pola makan Barat terhadap sistem kekebalan seseorang. Diet ini terdiri dari gula, garam, dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi hanya dari beberapa sumber.
Para penulis mencatat bahwa pola makan orang Barat dapat menyebabkan peradangan yang lebih tinggi. Kemudian pengendalian infeksi yang lebih rendah, tingkat kanker yang lebih tinggi, dan risiko penyakit alergi dan autoinflamasi yang lebih tinggi.
3. Penyakit jantung
FDA menunjukkan bahwa pola makan tinggi garam sering kali meningkatkan tekanan darah yang akan membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal.
FDA juga mencatat bahwa pola makan tinggi lemak trans meningkatkan jumlah lipoprotein densitas rendah atau kolesterol jahat. Serta menurunkan jumlah lipoprotein densitas tinggi atau kolesterol baik. Artinya, seseorang lebih besar kemungkinannya terkena penyakit jantung.
4. Diabetes
Konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Jenis makanan ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang akan menjadi glukosa ke dalam darah.
Akibatnya, kadar gula dalam darah akan meningkat. Bila kita konsumsi dalam jangka panjang, hal ini dapat mengganggu kerja hormon insulin.
5. Memori
Sebuah makalah tahun 2020 menunjukkan adanya hubungan antara pola makan tidak seimbang yang tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, khas makanan cepat saji, dan kapasitas memori dan pembelajaran yang lebih rendah.
Pola makan seperti ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan penyakit parkinson.
6. Obesitas
Makanan cepat saji umumnya mengandung jumlah kalori yang sangat tinggi. Jika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori dari pada yang dibakar setiap hari, berat badan bertambah dan dapat menyebabkan obesitas.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), obesitas meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai kondisi kesehatan yang serius. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih berisiko mengalami gangguan pernapasan, termasuk sesak napas dan asma.