Bandar Lampung (Lampost.co) – Pemerintah Provinsi Lampung memfokuskan arah pembangunan ekonomi pada penguatan industri pengolahan dan hilirisasi lima komoditas strategis daerah. Komoditas tersebut adalah kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, upaya tersebut dilakukan agar Lampung tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah. Namun, juga mampu menjadi pusat produksi bernilai tambah tinggi.
“Provinsi Lampung siap menjadi pusat hilirisasi lima komoditas strategis daerah, seperti kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang. Karena itu, kami terus berupaya menarik investor untuk masuk ke Lampung,” ujar Mirza, Kamis, 6 November 2025.
Menurutnya, kebijakan hilirisasi menjadi langkah utama dalam memperkuat perekonomian daerah. Hal ini melalui peningkatan nilai tambah komoditas unggulan. Arah pembangunan ekonomi Lampung kini pada penguatan industri pengolahan di berbagai sektor. Tujuannya adalah menciptakan kemandirian ekonomi dan membuka lapangan kerja baru.
Kegiatan Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 yang digelar bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) menjadi momentum penting. Ini dalam memperkuat strategi hilirisasi tersebut. Melalui forum ini, Pemerintah Provinsi Lampung memperkenalkan potensi daerah dan menjajaki peluang investasi yang berkelanjutan.
Mirza mengatakan, kehadiran investor dari Jepang, Belgia, Filipina, Malaysia, hingga Tiongkok dalam forum itu menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat internasional. Kepercayaan ini terhadap potensi ekonomi Lampung. “Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp483,8 triliun pada 2024, Lampung kini menempati posisi keempat tertinggi di Sumatera. Ini memberikan peluang besar dalam pengembangan sektor pangan, energi baru terbarukan, serta pariwisata berkelanjutan,” katanya.








