Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung semakin memperketat langkah mitigasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang prediksinya meningkat pada akhir 2025 hingga awal 2026.
Salah satu upaya strategis yang disiapkan adalah penggunaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, menjelaskan bahwa Lampung kembali mengajukan permohonan fasilitas teknologi modifikasi cuaca. Upaya ini sebagai bagian dari kesiapsiagaan daerah terhadap potensi hujan ekstrem.
“Dalam menghadapi hidrometeorologi, kami sudah melakukan ikhtiar dan koordinasi dengan pemerintah pusat, khususnya BNPB. Salah satu upaya kami adalah pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca yang belakangan ini banyak digunakan di beberapa provinsi yang lebih dulu dilanda banjir,” ujar Rudy.
Rudy menyebutkan, Lampung sudah merasakan langsung manfaat OMC pada awal 2025 ketika beberapa kabupaten/kota mengalami banjir besar. Selama lima hari pelaksanaan operasi tersebut, BPBD berhasil meminimalisir meluasnya dampak bencana.
“Dengan OMC selama lima hari, kita dapat menekan dampak banjir agar tidak semakin meluas. Ini menjadi bukti bahwa teknologi tersebut efektif dalam kondisi cuaca ekstrem,” jelasnya.
Kembali Mengajukan
Melihat tingginya potensi bencana pada penghujung tahun, BPBD kembali mengajukan permohonan bantuan OMC ke BNPB. Permohonan tersebut ditujukan untuk mengantisipasi jika curah hujan berada di atas normal atau banjir mulai terjadi di beberapa wilayah kabupaten/kota.
Menurut Rudy, BNPB telah merespon permohonan tersebut dan tengah menyiapkan langkah operasional jika diperlukan. Meski begitu, ia berharap Lampung tetap berada dalam kondisi aman.
“Insya Allah permohonan kami sudah direspons. Namun kita tetap berdoa agar Lampung terhindar dari bencana. Meski begitu, seluruh langkah kesiapsiagaan tetap kami lakukan, baik di tingkat provinsi maupun melalui koordinasi dengan kabupaten/kota,” ujarnya.
BPBD memastikan seluruh persiapan telah berjalan mulai dari penguatan koordinasi, pemetaan risiko, hingga aktivasi posko siaga di seluruh kabupaten/kota.
Pemerintah daerah juga agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi hujan ekstrem yang dapat memicu banjir, longsor, dan angin kencang.
“Kita sudah melakukan persiapan-persiapan, termasuk koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah. Semua langkah ini untuk memastikan Lampung siap menghadapi kemungkinan terburuk,” tegas Rudy.








