Jakarta (lampost.co)–Lembaga yang terlibat dalam proses sertifikasi halal mendapat sorotan tajam buntut terungkapnya 9 jajanan mengandung babi.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan perlunya evaluasi mendalam terhadap proses sertifikasi halal. Lantaran temuan 9 produk pangan yang mengandung babi meskipun sudah tercantum label halal.
“Jika masih ada produk bersertifikat halal yang ternyata mengandung bahan non-halal. Pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab atas kehalalan sertifikat tersebut?” ujar Gus Yahya di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.
Gus Yahya menekankan pentingnya menelusuri lebih lanjut lembaga-lembaga dalam proses sertifikasi halal produk-produk tersebut. Ia menyarankan agar pihak berwenang dalam sistem pemeriksaan halal ini segera bertanggung jawab atas masalah itu.
“Ini perlu penanganan serius. Harus ada pemeriksaan menyeluruh terhadap lembaga yang memeriksa produk-produk tersebut. Nanti akan jelas siapa yang bertanggung jawab,” tambahnya.
Verifikasi Ulang
Gus Yahya memberikan apresiasi atas peran serta masyarakat dalam mengungkap temuan tersebut. Menurutnya, upaya publik untuk memverifikasi ulang produk halal menunjukkan kontrol sosial yang sangat positif.
“Inisiatif masyarakat untuk memeriksa produk-produk ini sangat luar biasa. Ini adalah bentuk pengawasan publik yang sangat baik,” ujarnya.
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan temuan sembilan produk pangan yang mengandung unsur babi, meskipun tidak dicantumkan secara jelas pada kemasan. Dari temuan tersebut, tujuh produk sudah memiliki sertifikat halal, sementara dua produk lainnya tidak bersertifikat halal.