Bandar Lampung (Lampost.co) — Aurora Borealis atau sebagai Cahaya Utara, merupakan salah satu fenomena alam paling menakjubkan di dunia. Warna-warni cahaya yang terpancar di langit malam menciptakan pemandangan yang memesona.
Hal itu mengundang rasa kagum bagi siapa pun yang melihatnya. Selain keindahannya, Aurora Borealis juga menyimpan misteri yang mendalam tentang proses pembentukannya dan alasan mengapa fenomena itu hanya terlihat di wilayah tertentu.
Apa Itu Aurora Borealis?
Aurora Borealis adalah fenomena cahaya alami yang terlihat di langit malam, terutama di daerah lintang tinggi dekat Kutub Utara. Fenomena itu terjadi akibat interaksi antara partikel bermuatan yang terpancar dari matahari atau sebagai angin matahari dengan atmosfer bumi.
Ketika partikel-partikel bermuatan, seperti elektron dan proton, bertabrakan dengan molekul-molekul gas di atmosfer bumi akan menghasilkan cahaya yang dapat terlihat dari permukaan bumi.
Warna Aurora Borealis bervariasi, mulai dari hijau, merah, biru, hingga ungu dan kuning. Warna itu pengaruh jenis gas yang terlibat dalam tabrakan dan tingkat energi partikel yang masuk ke atmosfer.
Oksigen pun menghasilkan cahaya hijau atau merah, sedangkan nitrogen menghasilkan warna biru atau ungu.
Fenomena itu terkenal sejak zaman kuno dan menjadi keajaiban alam di berbagai budaya seluruh dunia. Bangsa Viking di Eropa Utara percaya cahaya Aurora merupakan pantulan perisai para dewa perang yang sedang berperang.
Sementara itu, masyarakat Inuit di Kanada dan Alaska menganggap Aurora sebagai roh leluhur yang datang berkunjung. Keyakinan itu menunjukkan Aurora Borealis mempengaruhi mitologi dan kepercayaan masyarakat di daerah kutub.
Istilah “Aurora Borealis” sendiri berasal dari nama Dewa Fajar dalam mitologi Romawi, Aurora, dan kata Yunani “Boreas” yang berarti angin utara. Istilah itu pertama kali populer dari Galileo Galilei pada abad ke-17 ketika mengamati dan menjelaskan fenomena tersebut.
Waktu dan Tempat Melihat Aurora Borealis
Aurora Borealis dapat terlihat sepanjang tahun, tetapi lebih sering terlihat dan lebih intens pada musim dingin. Musim dingin memberikan malam yang lebih panjang sehingga peluang melihat cahaya Aurora menjadi lebih besar.
Selain itu, Aurora Borealis juga lebih sering terjadi saat matahari sedang berada di puncak aktivitasnya atau solar maximum yang terjadi setiap 11 tahun. Pada periode itu, intensitas cahaya Aurora meningkat sehingga tampak lebih terang di langit malam.
Negara-negara yang dekat dengan lingkaran Arktik, seperti Norwegia, Swedia, Finlandia, Islandia, Kanada, dan Alaska, adalah lokasi terbaik untuk menyaksikan Aurora Borealis.
Kota Tromsø di Norwegia sebagai destinasi populer untuk wisata Aurora karena seringnya fenomena itu muncul di wilayah tersebut. Posisinya yang dekat dengan kutub utara menjadikan kota-kota itu ideal untuk menikmati keindahan Cahaya Utara.
Proses Terjadinya Aurora Borealis
Aurora Borealis terjadi karena adanya angin matahari yang membawa partikel bermuatan menuju bumi. Partikel-partikel itu mengikuti garis medan magnet bumi dan menuju ke kutub utara atau selatan, tempat medan magnet bumi terkuat.
Di wilayah kutub, partikel-partikel bermuatan itu bertabrakan dengan molekul gas di atmosfer, seperti oksigen dan nitrogen, yang kemudian mengeluarkan cahaya.
Proses itu serupa dengan lampu neon karena gas dalam tabung neon akan memancarkan cahaya ketika mengaliri listrik. Dalam hal Aurora Borealis, listrik berasal dari partikel bermuatan yang terbawa angin matahari dan atmosfer bumi berperan sebagai tabung neon.
Intensitas Aurora Borealis terpengaruh aktivitas matahari. Saat matahari berada pada solar maximum, jumlah partikel bermuatan yang terpancar lebih banyak. Sehingga, menambah peluang terjadinya tabrakan dengan molekul atmosfer di bumi.
Untuk itu, periode solar maksimum sering kali menjadi waktu terbaik untuk menyaksikan Aurora Borealis yang lebih terang dan spektakuler.