Jakarta (Lampost.co)—Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, membeberkan penyebab kekalahannya pada semifinal China Open 2024, Sabtu (21/9/2024). Menurutnya, itu tidak lepas karena kondisi angin di lapangan yang tidak seperti biasanya.
Tampil urutan kedelapan di Lapangan 1 Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Jojo—sapaan Jonatan kalah di semifinal dari wakil tuan rumah, Weng Hong Yang, dengan skor 21-17, 21-18 dalam tempo 59 menit. Itu tetap terjadi meski dia sudah memberi perlawanan ketat, khususnya pada gim kedua.
Sejatinya, Jojo yang berstatus sebagai unggulan ketujuh sempat mendominasi perolehan poin-poin awal gim pertama. Tapi setelah Weng mengejar hingga kedudukan imbang 7-7, Jojo selalu kesulitan membalikkan keadaan dan harus rela kalah di gim pertama.
Sempat Memimpin
Menginjak gim kedua, Jojo juga tampil meyakinkan dengan lebih sering memimpin perolehan poin. Namun setelah unggul 18-15, Jojo malah membiarkan Weng meraih enam poin beruntun untuk menutup pertandingan dengan kemenangan straight game.
“Pertama, tetap mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dengan hasil hari ini. Belum maksimal, tapi ini yang sudah dikasih. Tidak tahu mengapa kondisi lapangan 180 derajat berubah dari sebelumnya. Yang biasa menang-kalah anginnya sangat terasa, hari ini tidak ada angin sama sekali. Itu membuat sedikit perubahan dari cara bermain yang disiapkan,” kata Jojo seusai laga kepada Tim Media & Humas PBSI.
“Adaptasinya jadi mencari lagi dan beberapa kali harusnya poin malah melakukan kesalahan. Kesalahan kecil itu di pertandingan seperti ini bisa mengubah keadaan. Mungkin kalau tidak melakukan itu ceritanya bisa berbeda,” tambahnya.
“Di sisi lain, lawan dengan kondisi seperti itu, yang harusnya dia mati malah dapat poin pastinya menambah level percaya dirinya. Hari ini saya akui penyelesaiannya kurang tenang dan mengolah bolanya agak ragu-ragu, kurang plong. Sangat disayangkan, tapi ini jadi pelajaran yang sangat berharga,” tutup Jojo.
Dengan gugurnya Jojo, artinya habis sudah seluruh wakil Indonesia di semifinal China Open 2024 yang tergolong turnamen BWF World Tour Super 1000. Sebelumnya, tren negatif kekalahan juga menimpa Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin (ganda putra) dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja (ganda campuran).








