
Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto menetapkan Asta Cita dan 17 program kerja prioritas sebagai panduan strategis pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Program prioritas ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi, memperkokoh ketahanan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan dan inklusivitas. Implementasi Asta Cita dan 17 program prioritas ini memerlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, serta partisipasi aktif masyarakat guna memastikan setiap program berjalan efektif dan memberikan dampak nyata. Untuk ikut mewujudkan asta cita, Bapak Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, telah mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak atau delapan program prioritas Kemenag berdampak. Program-progam yang terpilih ini merupakan langkah konkret Kemenag untuk menyelesaikan Asta Cita serta 17 program prioritas yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
Asta Prioritas ini berisi delapan program besar, yang outputnya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wakil presiden. Delapan program besar ini akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029. Delapan program prioritas Kemenag, meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pemberdayaan Pesantren; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola.
Pertama, meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan. Ada lima hal penting yang dilakukan, antara lain adalah upaya peningkatan kualitas kerukunan, penguatan moderasi beragama pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Pemberdayaan dan pemeliharaan rumah ibadah terus dilakukan, diiringi penguatan pembinaan umat. Regulasi kerukunan umat beragama akan kita perkuat, termasuk penguatan peran KUA untuk mendeteksi dini potensi konflik berdimensi keagamaan. Kementerian Agama akan melakukan pengembangan dan insersi kurikukum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan di lembaga pendidikan dan kediklatan binaan Kemenag.
Kemenag juga akan berikan beasiswa pendidkan, baik melalui skema Kartu Indonesia Pintar maupun Beasiswa Indonesia Bangkit
Kedua, penguatan ekoteologi. Krisis iklim menjadi isu global. Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan. Itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi. Agama memiliki kekayaan nilai pelestarian lingkungan. Di Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si’ dalam Katolik. Kemenag akan menginisiasi upaya pelestarian lingkungan di lembaga pendidikan agama dan lembaga keagamaan. Misalnya dengan penanaman satu juta pohon, penggalangan wakaf pohon dari calon pengantin, dan lainnya.
Ketiga, layanan keagamaan berdampak. Kemenag harus hadir di setiap problem keagamaan umat. Relevansi progran menjadi penting agar ada dampak yang dirasakan langsung. Hal ini antara lain akan dilakukan melalui penguatan Bimbingan Perkawinan, Pengarusutamaan Keluarga Maslahat, Pembangunan KUA Inklusif dan Ramah. Kemenag juga akan menyiapkan bantuan kitab suci dan bahan bacaan keagamaan ramah difabel untuk menguatkan literasi keagamaan umat.
Keempat, mewujudkan pendidikan unggul, ramah dan terintegrasi. Bagian tugas Kemenag adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemenag bersyukur lembaga pendidikan agama dan keagamaan makin kompetitif. Ke depan kementerian agama akan kembangkan agar lebih unggul lagi, terintegrasi dalam sistem, terdigitalisasi, relevan, serta didukung SDM berkualitas dan sarana prasarana yang memadai dan inklusif. Kementerian agama juga akan menyelesaikan PPG Guru Dalam Jabatan, insya Allah dalam dua tahun ke depan. Jika guru tersertifikasi, harapannya akan lebih profesional. Kesejahteraan juga bisa ditingkatkan melalui tunjangan profesi. Kemenag juga akan berikan beasiswa pendidkan, baik melalui skema Kartu Indonesia Pintar maupun Beasiswa Indonesia Bangkit serta melakukan akselerasi akreditasi unggul pada PTKN, serta pemguatan kualitas literasi keagamaan berbasis budaya digital dan media sosial.
Kelima, pemberdayaan pesantren. Pesantren berkontribusi, sejak sebelum Indonesia merdeka. Lahirnya UU Pesantren menjadi momentum rekognisi dan afirmasi. Kemenag terus komitmen kembangkan pesantren sebagai tempat pembelajaran yang aman, ramah anak, dan inklusif. Bahkan, pesantren selama ini terbukti ikut menopang pertumbuhan ekonomi umat. Kemenag ke depan akan menguatkan kemandirian pesantren melalui pemberiam bantuan inkubasi bisnis. Menteri Agama berharap, jumlah Badan Usaha Milik Pesantren akan terus bertambah dan bisa sampai 5.000. Kemenag juga akan mendirikan pesantren internasional serta melakukan penguatan kualitas dan rekognisi bagi lulusan pesantren serta saat ini sedang menggodok pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren.
Kami siap menjadi bagian dari perubahan ini dan akan terus berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju, harmonis, dan berdaya saing.
Keenam, pemberdayaan ekonomi umat. Masyarakat Indonesia dikenal religius dan peduli. Karenanya, potensi dana sosial keagamaan Indonesia mencapai ratusan triliun. Zakat misalnya, potensinya mencapai Rp327 triliun. Tapi yang terhimpun baru sekitar Rp41 triliun. Menteri Agama akan melakukan penguatan tata kelola untuk optimalisasi peran dana sosial keagamaan. Kemenag akan melakukan penguatan regulasi tata kelola dana sosial keagamaan, serta integrasi data pemanfaatan dana sosial keagamaan berbasis wilayah atau komunitas.
Ketujuh, sukses haji. Haji 2025 kemungkinan menjadi haji pemungkas yang pengelolaannya Kemenag. Kemenag harus memberikan legacy terbaik. Kemenag akan mengupayakan jemaah tersenyum di awal, saat persiapan, senyum di tengah saat menjalankan ibadah haji, dan senyum di akhir usai berhaji. Semoga semua mabrur. Kemenag telah menyelesaikan buku manasik haji. Substansinya tidak hanya fiqih, tapi juga tasawwuf. Kemenag terus lakukan penguatan ekosistem ekonomi haji. Insya Allah ekspor bahan makanan nusantara dan keperluan jemaah akan meningkat. Skema murur dan juga tanazul dilakukan secara lebih sistematis serta membuat transparansi daftar nama jemaah haji, baik reguler maupun khusus.
Kedelapan, digitalisasi tata kelola. Digitalisasi adalah kunci untuk layanan keagamaan yang murah, mudah, efisien dan transparan. Kemenag ingin, digitalisasi di semua layanan. Beragam informasi tersaji dalam satu layanan data. Berbagai sistem informasi terintegrasi dalam satu aplikasi. Sistem pengembangan SDM juga berbasis digital agar bisa diikuti secara masif oleh stakeholders Kemenag. Menerapkan manajemen talenta, sistem merit, dan reformasi birokrasi.
Sebagai perguruan tinggi di bawah naungan kementerian agama, sivitas akademika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung menyambut baik dan mendukung penuh program Asta Protas Kemenag Berdampak yang menjadi agenda oleh Bapak Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. Program ini menjadi wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam memperkuat moderasi beragama, meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan, serta membangun harmoni sosial di tengah keberagaman Indonesia. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung implementasi program ini, baik melalui penguatan kurikulum berbasis nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan, riset yang berdampak bagi masyarakat, maupun pengabdian yang dapat memberikan solusi nyata terhadap berbagai tantangan sosial.
Kami juga berkomitmen untuk mendorong civitas akademika, termasuk dosen dan mahasiswa, agar berpartisipasi aktif dalam mendukung program ini melalui kajian akademik, diskusi ilmiah, serta kegiatan sosial yang dapat memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan kebijakan pemerintah. Dengan adanya Asta Protas Kemenag Berdampak, kami optimis bahwa perguruan tinggi dapat semakin berperan dalam menciptakan generasi muda yang moderat, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global, tanpa meninggalkan akar budaya serta nilai-nilai keagamaan yang kuat. Melalui kolaborasi yang erat antara perguruan tinggi dan pemerintah, kami percaya bahwa program ini dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya dalam menciptakan lingkungan yang rukun, toleran, dan penuh semangat kebangsaan. Kami siap menjadi bagian dari perubahan ini dan akan terus berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju, harmonis, dan berdaya saing.
Menyelami Trilogi Prof Menteri Agama
Selain Asta Protas Kemenag Berdampak, Prof Menteri juga memiliki trilogi yang menarik untuk diselami. Trilogi ini juga ada di dalam bagian asta protas kemenag berdampak. Prof Menteri memiliki kurikulum cinta dalam rangka merawat kerukunan. Kerukunan umat beragama adalah nilai jual utama Indonesia di mata dunia internasional. Indonesia di mata internasional sekarang ini begitu menanjak. Kita tentu patut berbangga dan bersyukur. Tapi nilai jual yang paling penting bagi kita itu adalah kerukunan. Maka dari itu, kerukunan saat ini ini adalah sangat vital untuk dirawat. Trilogi Menteri Agama yakni moderasi, perubahan iklim, dan nasionalisme. Hal tersebut pernah menjadi ungkapan Prof Menteri saat membuka Rapat Kerja Nasional Akhir Januari 2025. Trilogi pertama yakni moderasi dalam perspektif Prof Menteri lebih tajam dan lebih operasional. Hal itu dapat terlihat dari kalimat yang beliau sampaikan yakni “Jangan meng-orang lain-kan orang lain”.
Kalimat ini tentu sangat dalam, bahwa umat lain yang berbeda keyakinan dengan kita, harus mendapat pengakuan keberadaannya dan mendapatkan perlakuan yang sama. Ini tentang pentingnya memperlakukan setiap individu dengan adil dan tanpa prasangka. Artinya, kita tidak seharusnya memperlakukan seseorang seolah-olah mereka asing, berbeda, atau tidak setara dengan kita. Setiap orang memiliki hak untuk mendapat penghargaan, didengar, dan mendapat perlakuan dengan penuh empati, tanpa dibedakan berdasarkan latar belakang, status sosial, keyakiinan, atau pandangan hidup mereka.
Sering kali, tanpa sadar, kita menciptakan jarak dengan orang lain karena perbedaan yang ada. Terkadang kita masih menjumpai ada sebagian penganut agama yang memandang penganut agama lain sebagai yang keliru dalam ruang-ruang publik. Bahkan pada tingkat yang lebih ekstrim ada yang memandang umat lain sebagai musuh yang harus diperangi. Teologi ini tentu harus lempeng. Sehingga moderasi hadir kemudian berkembang supaya umat lebih dekat dengan ajaran agamanya dan semakin toleran dengan penganut agama lainnya. Kurikulum Cinta adalah tentang harmoni untuk memperkuat toleransi dan rasa persaudaraan di tengah keberagaman.
Trilogi Prof Menteri yakni Moderasi Beragama, Perubahan Iklim, dan Nasionalisme merupakan tiga aspek penting yang saling berkaitan dalam menciptakan kehidupan berbangsa yang harmonis
Pendidikan agama harus menjadi instrumen untuk menciptakan kerukunan, bukan konflik. Kita perlu menanamkan rasa cinta antara satu sama lain melalui kurikulum. Karena kalau kurikulum itu mengajarkan hanya fanatik pada kebenaran agamanya masing-masing, lantas seolah-olah agama lain itu menjadi lawannya, bahkan mungkin musuhnya, itu tidak boleh terjadi. Guru agama maupun dosen pada saat mengajarkan agamanya, jangan mencela agama orang lain, tapi ciptakanlah persamaan dalam kebaikan-kebaikan universal. Jangan menciptakan perbedaan, apalagi konflik sejak dini tertanam di dalam diri pelajar maupun mahasiswa. Harmoni adalah modal besar bangsa. Bagaimana supaya perbedaan ini teramu menjadi suatu kebersamaan yang sangat indah. Bagaimana supaya satu sama lain, insya Allah kita berbeda tetapi kita membangun Indonesia yang besar. Kurikulum berperan dalam merawat kerukunan beragama, karena melalui pendidikan yang terstruktur dan berbasis pada nilai-nilai toleransi, pemahaman, dan penghormatan antar umat beragama, kurikulum dapat membentuk karakter siswa yang siap hidup dalam keberagaman.
Kemudian, trilogi Prof Menteri yang kedua adalah Perubahan Iklim. Perubahan iklim merupakan salah satu isu global paling mendesak yang mempengaruhi kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh dunia. Peningkatan suhu bumi, cuaca ekstrem serta kerusakan lingkungan menjadi dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin parah. Jika tidak segera ada penanganan, hal ini dapat menyebabkan krisis pangan, bencana alam yang lebih sering terjadi, serta hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan nyata dari seluruh masyarakat, pemerintah, sektor industri serta perguruan tinggi sangat perlu untuk mengurangi dampak perubahan iklim tersebut.
Menjaga kelestarian bumi bukan hanya tanggung jawab generasi saat ini, tetapi juga warisan bagi generasi mendatang. Perubahan iklim juga menjadi agenda penting dalam setiap kali pertemuan para pemimpin atau pemuka agama dunia, termasuk Festival Istiqlal 2024. Sebab, hampir seluruh penduduk bumi merasakan imbas dari perubahan iklim tersebut. Dalam konteks kurikulum cinta, respons terhadap perubahan iklim tampil melalui sejumlah matakuliah seperti Integrasi Islam dan Sains, Fikih Ekologi, Islam dan Lingkungah Hidup serta mata kuliah lainnya. Mata kuliah ini memiliki peran penting dalam menghadapi perubahan iklim, terutama dalam memberikan perspektif keislaman terhadap isu lingkungan.
Dalam Islam, manusia mendapat amanah sebagai khalifah fil ardhi (pemimpin di bumi) yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam. Mata kuliah tentang pentingnya lingkungan hidup mengajarkan prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti tidak berbuat kerusakan (lā tufsidu fil arḍ), menjaga kelestarian sumber daya alam, serta menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan adanya mata kuliah ini, mahasiswa tidak hanya memahami dampak perubahan iklim secara ilmiah, tetapi juga memiliki landasan spiritual dan etis dalam menghadapi krisis lingkungan. Hal ini mendorong lahirnya kesadaran ekologis berbasis agama, sehingga mahasiswa dapat berperan aktif dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. asta prioritas
Dengan mengintegrasikan ketiga aspek ini, masyarakat dapat menjadi lebih religius, nasionalis, dan peduli terhadap masa depan lingkungan
Trilogi Prof Menteri yang ketiga adalah Nasionalisme. Nasionalisme adalah tentang cinta terhadap tanah air. Kecintaan terhadap tanah air mendorong masyarakat untuk bersatu, bekerja sama, dan berkontribusi dalam memajukan negara. Nasionalisme juga menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi ancaman eksternal, baik dalam bentuk fisik maupun ideologis. Dengan jiwa nasionalisme yang kuat, masyarakat akan lebih menghargai keberagaman, menjaga persatuan, serta berusaha menjaga identitas dan budaya bangsa di tengah arus globalisasi. Rasa Nasionalisme juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pembangunan negara, sehingga setiap individu terdorong untuk berperan aktif dalam menciptakan kemajuan dan kesejahteraan bersama. Nasionalisme menekankan pentingnya keseimbangan antara keimanan dan kecintaan terhadap tanah air. Nasionalisme dalam Islam bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama, melainkan bagian dari implementasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Islam mengajarkan hubbul wathan minal iman. Nasionalisme adalah bentuk tanggung jawab moral dan spiritual dalam menjaga persatuan, keberagaman, serta keharmonisan bangsa.
Trilogi Prof Menteri yakni Moderasi Beragama, Perubahan Iklim, dan Nasionalisme merupakan tiga aspek penting yang saling berkaitan dalam menciptakan kehidupan berbangsa yang harmonis, berkelanjutan, dan berdaulat. Moderasi beragama mengajarkan keseimbangan dalam menjalankan ajaran agama agar tidak terjebak dalam ekstremisme, baik radikalisme maupun liberalisme. Sikap moderat ini mendorong toleransi, persatuan, dan kehidupan sosial yang damai di tengah keberagaman.
Sementara itu, perubahan iklim menjadi tantangan global yang membutuhkan kesadaran dan tindakan nyata dari seluruh masyarakat. Agama dan nasionalisme dapat berperan dalam menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dengan menanamkan nilai-nilai tanggung jawab terhadap alam sebagai amanah Tuhan dan warisan bagi generasi mendatang. Dalam konteks ini, nasionalisme berfungsi sebagai semangat kebangsaan yang memperkuat persatuan dan cinta tanah air. Nasionalisme yang berbasis moderasi beragama dan kepedulian lingkungan akan menciptakan bangsa yang kuat, berdaulat, serta bertanggung jawab dalam menjaga keberlanjutan alam dan harmoni sosial. Dengan mengintegrasikan ketiga aspek ini, masyarakat dapat menjadi lebih religius, nasionalis. Juga peduli terhadap masa depan lingkungan serta generasi emas yang akan datang. Sukses Selalu Prof Menteri dan Kementerian Agama! asta prioritas