Bandar Lampung (Lampost.co)—Dinas Kesehatan Hewan (Disnakkaswan) Lampung bersama Universitas Lampung (Unila) menginsiasikan membuka Program studi Kedokteran Hewan pertama di Lampung.
Rencana itu tersampaikan saat audiensi. Hadir pada kesempatan itu Anwar Fuadi beserta Tim Disnakkeswan Lampung Puji Hartono, Perwakilan Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Bandar Lampung Sugeng Dwi Hastono. Serta tim dari PDHI Cabang Lampung di ruang kerja Rektor, Gedung Rektorat belum lama ini.
Mewakili Disnakkeswan Lampung, Anwar Fuadi mengatakan, pertemuan itu membahas kerja sama pembentukan Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH) di Lampung. Hal ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dokter hewan, serta memberi peluang tinggi kepada masyarakat lokal di Lampung.
Gagasan pembentukan PSKH bermula dari arahan Gubernur Lampung dalam audiensinya dengan PDHI tentang pembentukan PSKH di Lampung. Dalam rangka menggali data dukung potensi dan peluang pembentukan PSKH , maka perlu mengdakan Focus Group Discussion (FGD).
Tindak Lanjut Program
Menindak lanjuti arahan tersebut, Disnakkeswan sebelumnya telah melakukan audiensi dengan Dekan FK Unila pada, 6 Februari 2024, dan melaksanakan FGD pada, 28 Februari 2024 di Aula Disnakkeswan Lampung.
FGD pembentukan PSKH hadir pula peserta berasal dari sektor pemerintah, akademisi, asosiasi peternak, pecinta hewan kesayangan, perusahaan pakan dan obat hewan, serta instansi vertikal terkait.
Hasil rumusan FGD tersebut di menurutnya membahas Lampung sebagai penghasil populasi sapi tertinggi di Pulau Sumatra dan merupakan lumbung ternak nasional.
Namun, satu sisi Lampung menjadi daerah yang sangat rentan terhadap penularan dan penyebaran Penyakit Hewan Menular Strategis (PMHS) serta penyakit zoonosa baik pada ternak, satwa liar, maupun hewan kesayangan.
Kondisi ini semakin parah dengan jumlah dokter hewan di Lampung saat ini masih jauh dari ideal, dan sebaran jumlah dokter hewan tidak merata di kabupaten/kota.
Ini terlihat dari tidak adanya dokter hewan PNS (Pesisir Barat dan Way Kanan) dan belum terdapat Pejabat Otoritas Veteriner (POV) di Tulangbawang, Pesisir Barat, Way Kanan, dan Lampung Barat.
Jumlah SDM dokter hewan tercatat 128 orang yang tersebar di 15 kabupaten/kota, paramedik veteriner 341 orang. Petugas inseminator/PKB/ATR 508 orang, dan penyuluh (non-medik) 408 orang.
Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Dari data-data tersebut , kebutuhan terhadap tenaga kesehatan hewan terutama dokter hewan sangat perlu dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Lampung.
“Terlebih, Lampung memiliki sarana dan prasarana yang baik dalam proses pembelajaran kedokteran hewan,” ucapnya.
Sarana prasarana itu salah satunya di Rumah Sakit Hewan (RSH), Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unggas.
Kebun Binatang/Taman Satwa, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS). Kemudian Instalasi Karantina Hewan, Perusahaan Peternakan.
Industri Pakan Ternak dan Farmasi, Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Sarana dan Prasarana Kuliah dan Praktik Lapang di Universitas, dan lain sebagainya
Keberadaan FKH se-Indonesia sebagai penyokong terwujudnya kesehatan nasional saat ini ada sebanyak 14 fakultas dan hanya ada dua di Sumatra.
Ke duanya yakni, Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Negeri Padang (UNP). Sementara jumlah dokter hewan terdaftar di PDHI sebanyak 13.000 dokter hewan. Sedangkan jumlah kebutuhan dokter hewan di Indonesia minimal 30.000 dokter hewan.
Dengan PSKH di Provinsi Lampung harapannya akan mencetak SDM dokter hewan yang berkompeten. Unggul baik untuk kebutuhan regional, nasional, maupun internasional.
Tentunya yang menguasai berbagai bidang kesehatan ternak, ikan, satwa liar, dan akuatik, serta hewan kesayangan.
Sambut Baik
Rektor Unila, Lusmeilia Afriani, menyambut baik rencana pembentukan PSKH ini. Ia mengatakan, Unila akan melakukan studi banding ke universitas lain yang memiliki PSKH lebih dahulu.
Dengan demikian agar dapat mempersiapkan program studi ini dengan baik. Selain FK, pembentukan program studi ini akan turut melibatkan FP yang memiliki sumber daya manusia (SDM) bidang peternakan.
Unila juga akan menginventarisir jumlah kebutuhan dosen untuk PSKH dan melakukan pengusulan kebutuhan dosen pada saat perekrutan CPNS atau PPPK.
“Intinya kami menyambut baik dan tentu ini akan menjadi program kita selanjutnya,” ujarnya.