• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Senin, 14/07/2025 04:20
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Lamban Pilkada

Indonesia di Persimpangan Demokrasi dan Otoritarian

Para akademisi bidang ilmu politik mulai meragukan optimisme akan penguatan demokrasi yang tumbuh pada akhir abad ke-20. Hal ini terbukti lewat gerakan reformasi Indonesia pada 1998 yang proses transisinya justru tidak jelas seiring berjalannya waktu.

Triyadi Isworo by Triyadi Isworo
17/04/24 - 22:53
in Lamban Pilkada, Politik
A A
Indonesia di Persimpangan Demokrasi dan Otoritarian
Bandar Lampung (Lampost.co) — Memasuki awal abad ke-21. Para akademisi bidang ilmu politik mulai meragukan optimisme akan penguatan demokrasi yang tumbuh pada akhir abad ke-20. Hal ini terbukti lewat gerakan reformasi Indonesia pada 1998 yang proses transisinya justru tidak jelas seiring berjalannya waktu.
.
Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor bahkan mengatakan. Pada beberapa kasus, yang terjadi justru pembalikan demokrasi menjadi non-demokrasi. Untuk Indonesia sendiri, ia menilai saat ini berada pada persimpangan antara demokrasi dan otoritarian.
.
“Yang terjadi pada Indonesia ini adalah bukan transisi menuju demokrasi. Tapi bentuk baru in between, antara authoritarian (otoritarian) dan demokrasi,” ujarnya dalam diskusi berjatuk The Future of indonesian Demoracy di Erasmus Huis, Jakarta, Rabu, 17 April 2024.
Menurut Firman, kondisi yang terjadi pada Indonesia saat ini dapat terjelaskan lewat konsep competitive authoritarianism atau otoritarianisme kompetitif. Kemudian post-democracy atau pascademokrasi.
.
Ia menjelaskan, competitive authoritarianism menjelaskan fenomena sistem yang tidak sepenuhnya otoritarian mengingat masih berlangsungnya kompetisi pemilu. Namun, demokrasi yang ada dalam kondisi tersebut juga tidak dapat berjalan baik karena kompetisinya manipulasi oleh rezim.
.
“iI happens now. Jadi kita seolah-olah demokrasi, tapi sebetulnya secara substansi we are in between antara demokrasi dan otoritarian,” jelas Firman.
.
Oleh karena itu, dalam competitive authoritarianism, demokrasi prosedural banyak yang terlanggar dan terbuat hanya untuk menguntungkan penguasa.
.

Oligarki

.
Sementara itu, kondisi pascademokrasi adalah model politik yang terkerjakan oleh creme de la creme yang dalam hal ini elites of the elites alias elitenya elite. Dengan kata lain, Firman menyebut Indonesia saat ini sudah dikangkangi oleh oligarki sebagai sumber pendanaan. Sedangkan pelaksananya adalah partai politik.
.
Pascademokrasi sendiri dapat tergambarkan dengan beberapa karakter. Pertama, masyarakat tidak peduli dengan kondisi politik yang terjadi. Baginya, itu dapat menjelaskan alasan mengapa Prabowo Subianto dapat memenangi kontestasi Pilpres 2024.
.
“Kedua, adanya mentality populism. Tidak hanya Boris Johnson, (Donald) Trump, (Narendra) Modi, (Recep Tayyip) Erdogan, tapi juga jangan-jangan Prabowo, Jokowi dengan bansos, makan siang gratis adalah bentuk lain dari populism,” terangnya
Tags: Badan Risert NasionalBRINdemokrasiNon DemokrasiOligarkiOtoritarianPemilu 2024Prabowo Subianto
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Jutaan Warga Lampung Masuk Pemutakhiran Daftar Pemilih Berkelanjutan

by Triyadi Isworo
13/07/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) — Komisi Pemilihan Umum (KPU) 14 Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung telah melakukan rapat pleno pemutakhiran daftar pemilih...

Wakil Ketua MPR RI

Wujudkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Ramah

by Triyadi Isworo
10/07/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) – Dorong upaya bersama untuk mewujudkan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang ramah. Menumbuhkan semangat belajar, dan...

Perludem sebagai Pemohon Perkara Nomor 135/PUU-XXII/2024 hadir dalam Sidang Pengucapan Putusan yang digelar pada Kamis (26/6) di Ruang Sidang Pleno MK. Foto: Humas/Ifa

Elit Politik Lampung Sayangkan Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah

by Triyadi Isworo
09/07/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Mahkamah Konstitusi (MK) memisahkan pemilu nasional dan pemilu daerah pada periode mendatang. Hal tersebut, berdasarkan Putusan...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.