Bandar Lampung (Lampost.co) – Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menjadi figur yang paling banyak menjadi perbincangan publik. Apalagi ketika dalam konteks aksi demonstrasi mahasiswa di Kantor DPRD Lampung, Senin, 1 September 2025.
Temuan ini berdasarkan hasil analisis sentimen oleh Gedong Meneng Institut di FISIP Universitas Lampung, Selasa, 2 September 2025. Melalui riset Dr. Feri Firdaus, dan Eka Yuda Gunawibawa, M.Med.Kom., terhadap percakapan publik pada media sosial dan pemberitaan media daring.
Kemudian berdasarkan laporan bertajuk “Sentimen Publik terhadap Demonstrasi Lampung”. Ia mencatat bahwa isu terkait Gubernur Lampung muncul sebanyak 453 kali. Terdiri atas 192 sebutan media sosial dan 261 sebutan dalam pemberitaan daring. Jangkauan percakapan pada media sosial, perkiraannya mencapai 4,5 juta akun. Sementara pemberitaan media daring menjangkau sekitar 908 ribu pembaca.
Beberapa konten terkait demonstrasi juga memperoleh atensi luas. Video unggahan akun @medialampung pada TikTok mencapai 1 juta tayangan. Sementara konten @lampunggehnews pada Instagram meraih 486 ribu penayangan. Lalu pada ranah media daring nasional, artikel Kumparan dan Liputan6 masing-masing mencatat audiens hingga 52 juta dan 51 juta pembaca.
Selanjutnya menurut Eka Yuda Gunawibawa, analisis menunjukkan isu demonstrasi paling banyak kaitannya dengan kepemimpinan gubernur. Sentimen publik yang teridentifikasi terhadap Gubernur Lampung cenderung positif. Dengan rincian 245 percakapan bernada positif, 203 netral, dan hanya 5 bernada negatif.
“Publik menilai Gubernur Lampung hadir langsung dan mendengarkan aspirasi massa aksi. Meski ada suara kritis, proporsinya sangat kecil,” jelas akademisi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung ini.
Benchmark
Sementara itu, Dr. Feri Firdaus menegaskan bahwa sikap gubernur menjadi perhatian publik. “Sikap egaliter, keberanian, dan kecepatan respons Pak Gubernur menjadikan namanya menonjol dalam pembicaraan publik. Caranya merespons massa aksi cukup layak menjadi benchmark dalam penanganan demonstrasi tanpa kekerasan.” ungkap akademisi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung ini.
Kemudian Liputan media nasional seperti Kompas TV dan Tempo.co juga menyoroti dukungan gubernur terhadap aksi damai mahasiswa. Serta inisiatif pembersihan area demonstrasi yang terkomandoi Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela.
Temuan Gedong Meneng Institut ini menunjukkan bahwa keterlibatan aktif pemerintah daerah, khususnya Gubernur Lampung, menjadi sorotan utama publik. Dengan dominasi sentimen positif, aksi demonstrasi 1 September 2025 tidak hanya menjadi ruang penyampaian aspirasi mahasiswa dan masyarakat. Tetapi juga momentum penguatan relasi antara pemerintah daerah dan masyarakat Lampung.








