Kotaagung (Lampost.co) — Bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Tanggamus sejak Senin sore hingga Selasa pagi, 29 Juli 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendirikan posko darurat di lima kecamatan terdampak. Sedikitnya 25 personel BPBD membantu evakuasi warga dan melakukan asesmen kebutuhan di lapangan.
Kepala BPBD Tanggamus, Irvan Wahyudi, menyebut lokasi terparah berada di Pekon Soponyono, Kecamatan Wonosobo, air setinggi dada merendam permukiman. Warga terpaksa mengungsi ke rumah-rumah kerabat karena belum tersedia tempat pengungsian.
“Saat ini kami masih melakukan asesmen untuk memetakan kebutuhan mendesak. Posko telah kami buka dan bantuan logistik akan segera kami kirim. Terutama ke daerah yang paling terdampak,” ujar Irvan di lokasi banjir, Selasa, 25 Juli 2025.
Logistik yang akan tersalurkan meliputi kebutuhan dasar seperti beras, minyak goreng, telur, mi instan, dan air mineral. Dinas Sosial turut mendukung penyaluran.
Selain banjir, longsor juga terjadi di beberapa wilayah. BPBD berencana menurunkan alat berat untuk membuka akses dan membersihkan material longsor. Terutama di Pekon Gunung Doh, Kecamatan Bandar Negeri Semuong.
Irvan menambahkan, banjir lantaran jebolnya tanggul sungai Way Ngarip. Luapan air mulai menggenangi permukiman sejak pukul 04.00 WIB dan mencapai puncaknya usai salat subuh. Dengan ketinggian air dalam rumah mencapai 1–2 meter.
“Satu dusun di Pekon Bayurip ikut terdampak. Puluhan rumah terendam. Kami belum bisa memastikan total kerugian, tapi jumlahnya jelas besar,” ucapnya.
Kondisi jalan lintas Wonosobo menuju Semaka juga terdampak. Aliran air melintas deras di beberapa titik, membuat pengendara sepeda motor harus ekstra waspada saat melintas.
Lima Kecamatan Terdampak
1. Kotaagung Barat (Pekon Negara Batin)
2. Wonosobo (Pekon Soponyono, Pekon Wonosobo)
3. Semaka (Pekon Srikuncoro, Sripurnomo, Sudimoro)
4. Kelumbayan (Pekon Susuk, Penyandingan, Negeri Kelumbayan)
5. Bandar Negeri Semuong (Pekon Rajabasa, Gunung Doh, Banding, Atar Lebar)
Foto yang beredar menunjukkan suasana dramatis di Pekon Soponyono. Genangan air berwarna cokelat pekat menutupi jalan desa, memaksa warga, termasuk anak-anak dan lansia, berjuang menerobos banjir demi menyelamatkan diri.
Meski belum ada laporan korban jiwa, warga mengalami kerugian materil akibat rumah terendam, lahan pertanian rusak, dan sejumlah fasilitas umum lumpuh. Pemerintah daerah bersama BPBD, TNI, dan Polri terus bergerak cepat untuk mengevakuasi warga dan menyalurkan bantuan.