Jakarta (Lampost.co) — Angka kematian warga akibat terjangan Badai Helene di Amerika Serikat (AS) bertambah lagi menjadi 150 orang hingga Senin, 30 September 2024, di saat tim penyelamat berusaha keras mencapai rumah-rumah yang terisolasi dengan menggunakan helikopter.
Mereka juga harus melintasi sejumlah jembatan yang hancur dan berjalan kaki melewati hutan belantara di area terdampak Badai Helene.
Badai kategori 4 yang mematikan ini telah menumpahkan lebih dari 40 triliun galon hujan di wilayah selatan Amerika Serikat (AS) setelah menghantam pantai Florida pada Kamis lalu.
Baca juga: Badai Helene Terjang AS, Gubernur Florida Keluarkan Status Darurat
Para kru penyelamat harus menembus banjir lumpur dan puing-puing setinggi lutut orang dewasa untuk mencapai korban yang terjebak. Hujan yang turun begitu deras, setara dengan volume air yang dapat memenuhi Danau Tahoe atau mengisi stadion Dallas Cowboys sebanyak 51.000 kali lipat.
Ed Clark, kepala pusat air Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), menggambarkan curah hujan tersebut sebagai “jumlah yang sangat besar.”
Ahli meteorologi Ryan Maue, mantan kepala ilmuwan NOAA, menghitung volume air berdasarkan data satelit dan pengamatan darat. Menurutnya, badai ini merupakan kombinasi dari beberapa badai yang menyebabkan hujan terkumpul di ketinggian 3.000 hingga 6.000 kaki, yang kemudian turun dengan cepat saat melewati Pegunungan Appalachia.
“Itu bukan sekadar badai yang sempurna, tetapi gabungan beberapa badai yang menyebabkan hujan dalam jumlah besar terkumpul di ketinggian sekitar 3.000 hingga 6.000 kaki,” kata Maue, Mantan Kepala ilmuan NOAA, dilansir dari The Guardian, Selasa, 2 Oktober 2024.
Curah Hujan Tinggi
Hujan deras ini telah menghanyutkan kota-kota di Carolina Utara, Georgia, Tennessee, dan Florida. Clark mengatakan bahwa angka perkiraan 40 triliun galon mungkin masih konservatif, dan jika volume air tersebut jatuh di wilayah barat yang lebih gersang, air tersebut bisa mengisi Danau Powell dan Danau Mead dua kali lipat.
Menurut Deanne Criswell, administrator Badan Penanggulangan Bencana Federal (FEMA), krisis iklim telah menyebabkan badai kategori besar seperti Helene lebih sering terjadi. Suhu air yang tinggi di Teluk Meksiko menjadi salah satu faktor pendorong badai ini berkembang begitu cepat.
“Kerusakan akibat air kini jauh lebih besar daripada kerusakan akibat angin, dan ini merupakan dampak dari perubahan iklim,” sebut Criswell.
Badai Helene bergerak cepat sebelum mencapai Appalachia, menahan banyak uap air yang kemudian menciptakan banjir besar di wilayah dengan medan yang tidak mampu menahan curah hujan sebesar itu.
Hingga Selasa, lebih dari 1,7 juta rumah dan bisnis di enam negara bagian, dari Florida hingga Virginia Barat, masih belum mendapatkan aliran listrik usai terputus akibat terjangan Badai Helene.