Jakarta (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung memperkuat strategi pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan produktivitas pertanian dan percepatan hilirisasi komoditas unggulan. Upaya tersebut menjadi langkah penting untuk menarik minat investor dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengatakan sektor pertanian masih memiliki ruang besar untuk berkembang agar mampu bersaing secara global.
“Pertanian Lampung tumbuh 5 persen, tapi produktivitasnya masih setengah dari Vietnam. Ini yang sedang kami genjot agar dalam tiga sampai lima tahun bisa dua kali lipat,” ujarnya dalam Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 di Jakarta, 4 November 2025.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat tengah mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas strategis di Indonesia. Lampung menjadi salah satu provinsi yang beruntung karena memiliki hampir seluruh potensi yang masuk dalam agenda nasional penguatan hilirisasi.
“Kami sadar pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. BUMD dan BUMN pun terbatas. Untuk itu, kami butuh mitra investasi yang bisa bersama-sama membangun hilirisasi di Lampung,” kata dia.
Mirza menargetkan, Lampung dalam lima tahun ke depan dapat mencapai tahap hilirisasi penuh terhadap komoditas unggulan seperti kopi, kelapa, lada, ubi kayu, dan udang. Langkah itu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Peningkatan produktivitas pertanian dan penguatan industri pengolahan menjadi fondasi utama dalam menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas basis ekonomi masyarakat.
Pemerintah Provinsi Lampung berharap terbangunnya sinergi nyata antara pemerintah, pelaku usaha, dan investor global dalam mempercepat transformasi ekonomi hijau di daerah.
“Forum ini bukan hanya tentang investasi, tetapi tentang Lampung berkontribusi untuk masa depan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.








