Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung memprediksi produksi padi atau gabah kering giling (GKG) pada 2024 mencapai 2.813.182 ton. Nilai tersebut mengalami peningkatan dari pada 2023, ang hanya 2,7 juta ton.
Kabid Tanaman Pangan pada Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Ida Rachmawati, mengatakan produksi padi di Lampung meningkat dari tahun 2023 ke 2024. Di 2023 produksi 2,7 juta ton GKG. Kemudian di 2024 perkiraan panen 2.813.182 ton, meningkat sekitar 2 persen.
Ida juga menerangkan peningkatan produksi padi tersebut sejalan dengan meningkatnya luas panen di 2024. Dengan luas area panen 577 ribu hektar dan 2023 seluas 530 ribu hektare.
“Jumlah panen pada Januari sebanyak 18.351 ton dengan luas panen 3.347 hektar. Februari 27.499 ton dengan luas panen 4.890 hektar, Maret 172.671 ton, luas panen 33.359 hektar. Lalu April 528.581 ton luas panen 99.423 hektar,” jelasnya.
Luas Panen
Selanjutnya pada Mei 572.017 ton luas panen 128.172 hektar. Juni 129.150 ton dengan luas panen 29.161 hektar. Juli 42.098 ton dengan luas panen 8.932 hektar, Agustus 145.137 ton dengan luas panen 31.464 hektar.
“Kemudian di September 425.344 ton dengan luas panen 86.275 hektar dan Oktober 384.779 ton dengan luas panen 79.542 ribu hektar. Untuk bulan April dan Mei merupakan puncak musim panen padi di Lampung,” katanya.
Pihaknya juga memprakirakan panen pada November 307.693 ton dengan luas panen 61.051 hektare dan Desember 59.914 ribu ton dengan perkiraan luas panen 11.820 ribu hektar.
“Untuk Oktober luas panen padi terbanyak di Tulang Bawang 21.567 hektar dan Mesuji 13.405 hektar. Panen raya Oktober ini ada di Tulangbawang dan Mesuji, karena memang daerah rawa,” ujarnya lagi.
Ia juga mengatakan selama ini masih ada beberapa daerah di Lampung yang kesulitan dalam mendapatkan air karena debit yang kurang.
“Ada beberapa lokasi yang tidak dapat musim gadu. Artinya tidak dapat air pada saat musim gadu misalkan seperti Tulangbawang Barat sekitar 3 ribu hektar gak dapat air,” pungkas Ida.