Jakarta (Lampost.co) – Deddy Corbuzier kembali menjadi sorotan setelah menyuarakan dukungan terhadap gerakan rakyat bertajuk “17+8”.
Poin Penting
- Deddy Corbuzier dukung tuntutan rakyat “17+8”.
- Warganet menuding Deddy hanya buzzer pemerintah.
- Beredar isu bayaran Rp150 juta untuk figur publik.
- Tuntutan rakyat dipicu insiden wakil rakyat dan tragedi Affan Kurniawan.
Melalui akun Instagram, Deddy menegaskan bahwa demo rakyat sudah berlangsung damai serta terukur. Ia menambahkan, mahasiswa dan masyarakat berhasil mencegah provokasi yang bisa memicu kerusuhan.
Baca juga : Rumah Uya Kuya Di jarah, Kucing Peliharaan Hilang Jadi Pukulan Terberat
Menurut Deddy, negara juga harus menepati janji yang pernah disampaikan kepada rakyat. Pernyataan ini membuat publik terkejut, mengingat sebelumnya ia dianggap terlalu pasif dalam isu sosial.
Namun, dukungan Deddy justru memunculkan tudingan miring. Banyak warganet menilai pernyataan itu sekadar peran sebagai buzzer pemerintah. Bahkan, muncul kabar bahwa sejumlah figur publik mendapat tawaran bayaran hingga Rp150 juta untuk menyerukan opini pro pemerintah.
Di kolom komentar, seorang warganet menyinggung dugaan bayaran tersebut. Menanggapi hal itu, Deddy dengan nada satir menyebut ia justru merugi, bukan menerima bayaran.
Tuntutan rakyat “17+8” sendiri di picu banyak faktor. Mulai dari insiden joget wakil rakyat saat sidang MPR RI, hingga wacana tunjangan fantastis DPR. Gelombang aksi semakin memanas usai meninggalnya Affan Kurniawan, driver ojek online yang tertabrak kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi.
Kasus ini menambah tekanan terhadap pemerintah dan DPR RI untuk merespons serius aspirasi rakyat. Dukungan figur publik seperti Deddy pun memperkuat sorotan terhadap transparansi dan tanggung jawab pejabat negara.