Jakarta (Lampost.co)— Perpindahan agama publik figur kerap menjadi sorotan tajam publik. Baru-baru ini, dua sosok ternama, dokter Richard Lee dan Bobon Santoso, menjadi perbincangan hangat karena isu yang sama.
Masih menjalankan ibadah agama sebelumnya meskipun sudah memeluk Islam. Namun, meskipun sama-sama diterpa isu serupa, keduanya menunjukkan respons yang berbeda dalam menanggapi kontroversi tersebut.
Richard Lee: Isu Perayaan Natal dan Klarifikasi Ustaz Derry Sulaiman
Dokter Richard Lee, seorang ahli kecantikan ternama, telah menggemparkan publik pada awal tahun 2025 setelah Ustaz Derry Sulaiman mengonfirmasi bahwa Richard telah menjadi mualaf sejak tahun 2023. Menurut Derry, proses syahadat melakukannya secara sukarela dan tanpa paksaan.
Baca juga: Ustaz Derry Sulaiman Optimistis Istri Bobon Santoso Bakal Ikut Mualaf
Namun, tak lama setelah itu, muncul isu yang mengungkit jejak digital Richard Lee. Beberapa warganet menemukan fotoinya bersama istri, Renni Effendi. Keduanya merayakan Tahun Baru Imlek dengan mengenakan pakaian serba merah. Tak hanya itu, beredar pula tuduhan bahwa Richard masih merayakan Natal pada Desember 2024, meski sudah mualaf.
Isu ini langsung memicu berbagai spekulasi dan tudingan miring, seolah-olah Richard Lee hanya berpindah agama karena alasan tertentu. Ustaz Derry Sulaiman pun segera memberikan klarifikasi dalam sebuah vlog pada 10 Maret 2025.
“Nggak, itu foto lama, foto tahun 2022,” tegas Ustaz Derry. Ia menjelaskan bahwa Richard menggunakan foto tersebut untuk menyampaikan ucapan selamat pada perayaan Natal tahun 2024. Selain itu, Derry juga menyebut bahwa istri Richard, Renni Effendi, telah memeluk agama Buddha sehingga tidak mungkin merayakan Natal di gereja pada tahun tersebut.
Klarifikasi ini diharapkan dapat meredam spekulasi publik. Namun tak dapat memungkiri bahwa perbincangan mengenai keyakinan Richard Lee masih terus bergulir di dunia maya.
Bobon Santoso: Kejujuran Tanpa Filter Mengenai Keyakinan
Di sisi lain, Bobon Santoso yang juga baru saja memeluk agama Islam menunjukkan respons yang jauh berbeda. Setelah video ia bersyahadat bersama Ustaz Derry Sulaiman viral. Muncul isu bahwa Bobon masih menjalankan ibadah agama lamanya.
Berbeda dengan Richard Lee yang mendapat pembelaan dari Ustaz Derry, Bobon justru dengan jujur mengakui bahwa ia masih belum sepenuhnya meninggalkan cara beribadah agama sebelumnya. Ia mengaku masih berdoa dengan cara Kristen saat tidur karena merasa lebih nyaman.
“Kalau tidur, masih pakai cara Kristen, kalau nggak gitu saya nggak bisa tidur. Terus terang, nggak ada yang bimbing saya, saya berdoa masih kepada Tuhan Yesus dan tanda silang,” ungkap Bobon.
Ia juga dengan jujur menyatakan bahwa dirinya belum yakin sepenuhnya dengan agama barunya. Menurutnya, proses syahadat kala itu terasa tiba-tiba dan kurang mendapatkan penjelasan yang mendalam mengenai ajaran Islam. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa belum ada bimbingan intensif setelah ia resmi memeluk agama Islam.
Respons Keduanya Berbeda
Perbedaan respons Richard Lee dan Bobon Santoso bisa meninnjau dari berbagai sudut pandang. Richard Lee lebih memilih untuk mengklarifikasi melalui pernyataan Ustaz Derry Sulaima.Mmungkin karena posisinya sebagai publik figur yang sudah lebih lama dikenal. Sementara itu, Bobon Santoso memilih untuk berbicara secara langsung tanpa menutupi kebingungannya.
Bobon secara terang-terangan menyatakan bahwa ia merasa kurang persiapan dalam memahami konsekuensi spiritual setelah bersyahadat. Ia bahkan merasa tidak mendapat penjelasan mendetail sebelum proses syahadat berlangsung. Hal ini memunculkan perdebatan di kalangan warganet, terutama terkait pentingnya edukasi sebelum mualaf.
Pro dan Kontra di Kalangan Publik
Kedua kasus ini memicu reaksi beragam dari publik. Sebagian mendukung keterbukaan Bobon Santoso yang menganggap jujur dan realistis dalam menyampaikan apa yang ia rasakan. Di sisi lain, ada pula yang mengkritik kurangnya persiapan dan pembekalan dari pihak yang mendampingi proses syahadat.
Kasus Bobon Santoso memberikan pelajaran berharga bahwa proses perpindahan agama bukan hanya soal ikrar. Tetapi juga pemahaman mendalam dan bimbingan spiritual secara berkelanjutan. Di sisi lain, kasus Richard Lee menunjukkan betapa pentingnya klarifikasi terhadap isu sensitif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Perjalanan spiritual masing-masing orang tentu berbeda, dan seharusnya menjadi ranah pribadi yang dihormati oleh semua pihak. Yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat meraih kedamaian dan kebahagiaan dalam keyakinan yang mereka pilih.