Sukadana (Lampost.co)— Akses sanitasi yang kurang memadai di Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan. Hal ini menjadi tantangan bagi desa dengan kepadatan penduduk sebanyak 2.014 jiwa/km² ini.
Meningkatnya populasi dan kurang layaknya fasilitas sanitasi berdampak pada peningkatan risiko penyebaran penyakit di masyarakat, khususnya balita.
Balita cukup rentan terkena diare dan peradangan usus akibat kuman. Seperti escherichia coli, yang berasal dari kontaminasi tinja.
Baca juga: Sanitasi Sekolah Sehat untuk Generasi Berdaya Saing
Jika tidak menangani persoalan sanitasi ini dengan segera, dampaknya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan balita di Desa Sukorahayu.
Sebagai upaya menjawab tantangan tersebut, PHE OSES bekerja sama dengan UPTD Puskesmas Labuhan Maringgai dan Camat Labuhan Maringgai menginisiasi program perbaikan sarana sanitasi.
20 puluh unit jamban dibangun di rumah-rumah penerima manfaat yang telah dipilih, setelah melalui proses sosialisasi dan pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dan Puskesmas Labuhan Maringgai. Seluruh unit jamban telah menyerahterimakan pada pertengahan November lalu
Kepala UPTD Puskesmas Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Retno, mengapresiasi inisiatif PHE OSES.
“Terima kasih PHE OSES yang telah membantu Desa Sukorahayu, serta memberi perhatian pada kesehatan lingkungan dengan membangun sarana sanitasi jamban. Semoga PHE OSES dapat terus memberi dampak positif,” tuturnya.
Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan 20 unit jamban ini merupakan wujud komitmen
dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Selain memberikan akses sanitasi yang lebih baik, program ini juga bertujuan untuk mengubah kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS), serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat.
Head of Communication, Relations & CID PHE OSES, Indra Darmawan, menyatakan program ini harapannya dapat memberikan dampak poisitif kepada masyarakat.
“Harapan kami, program ini dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat. Terutama bagi balita yang rentan stunting.”
Program perbaikan sarana sanitasi ini tidak hanya menjadi bukti kepedulian Perusahaan terhadap masyarakat. Tetapi juga contoh nyata bagaimana sinergi antara berbagai pihak dapat memberikan solusi efektif bagi tantangan kesehatan dan sanitasi.