Bandar Lampung (Lampost.co) — Universitas Lampung (Unila) kembali mengukuhkan guru besar (profesor) pada rapat luar biasa senat di GSG Unila, Kamis, 1 Agustus 2024.
Kali ini, akademisi Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, Syarief Makhya dikukuhkan sebagai guru besar bidang kebijakan publik. Pengukuhan ini sekaligus menjadikannya sebagai guru besar ke-120 milik Unila.
Syarief membawakan orasi ilmiah dengan judul “Dinamika Politik dan Kebijakan Publik: (Kontribusi Studi Pemerintah dalam Mengembangkan Pemerintahan Daerah yang Efektif)”.
Baca Juga:
Profesor Unila Bertambah, Syarief Makhya Raih Guru Besar Bidang Kebijakan Publik
Syarief mengatakan, dalam perspektif kontestasi politik, tidak ada jaminan program kepala daerah akan berkesinambungan atau penggantinya bisa melanjutkannya. Bahkan sangat mungkin terjadi kegagalan kebijakan yaitu tujuan kepala daerah itu tidak tercapai.
“Di sinilah ada ruang politis bagi kepala daerah yang berdampak buruk apabila gagal dalam implementasinya,” ujar pria kelahiran Bandung, 3 Agustus 1959 itu.
Dalam perjalanan kariernya sebagai akademisi, berbagai posisi penting pernah ia jabat oleh ayah tiga anak tersebut. Seperti ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila 1999-2008, Pembantu Dekan 1 bidang Akademik 2004 – 2009, serta pernah juga menjabat sebagai dekan FISIP Unila periode 2016-2020.
Syarief sendiri mengenyam pendidikan S1 di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Sospol Unpad pada 1979-1985. Kemudian mengambil S2 Kebijakan Publik Universitas Brawijaya 1995-1997, dan melanjutkan kembali S3 di Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad pada 2009-2012.
Capaian Universitas
Sementara itu, Rektor Unila, Lusmeilia Afriani menyebut masih akan terus mendorong bertambahya guru besar di kampus Unila. Bahkan pada 28 Juli 2024 lalu, pihaknya telah mengusulkan 42 calon guru besar dan 46 lektor kepala. “Mudah mudahan tidak ada hambatan,” harapnya.
Lusmelia mengatakan, capaian guru besar ini bukan saja merupakan capaian pribadi sebagai seorang dosen, namun juga menjadi capaian universitas yang memiliki tambahan SDM yang secara kapasitas sudah teruji keilmuannya.
Jabatan guru besar menunjukkan pengakuan akan kompetensi di bidang akademik. Dengan demikian, ia menyebut, semakin banyak guru besar, menunjukkan bahwa semakin banyak pakar yang Unila miliki.
“Ini tentunya akan berdampak pada penilaian terhadap Unila yang sekarang sudah terakreditasi unggul, dan sebagai salah satu dari jajaran kampus terbaik,” ucapnya.