Jakarta (Lampost.co)—Era digital membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal edukasi seksual anak.
Kemudahan akses informasi melalui internet dan media sosial menghadirkan peluang baru untuk belajar tentang seksualitas, namun di sisi lain juga menimbulkan berbagai tantangan.
Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) Lenny Utama Afriyenti mengatakan anak perlu mendapatkan edukasi seksual.
Baca juga: Kekerasan Seksual Anak Harus Dapat Penanganan Cepat
Ini sesuai dengan masanya di era digital dan tidak bisa menyamakan pada era zaman dulu yang masih tabu mengenai keterbukaan informasi seksual.
“Dulu itu belum mengerti tentang keterbukaan dan hal-hal seperti ini kan menganggap tabu di orangtua kita. Sekarang, generasi Y (usia 30 tahun-an) perlu keterbukaan, jangan sampai anak kita mendapatkan informasi yang salah dari media sosial,” kata Lenny, Kamis, 2 Mei 2024.
Lenny mengatakan, era yang berbeda membutuhkan cara pendekatan yang berbeda juga yakni mengutamakan komunikasi terbuka.
Dalam hal ini ini, peran orangtua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan seksual kepada anaknya. Terutama kepada anak perempuan.
Menurutnya, orangtua perlu membangun kedekatan dengan anak meskipun anak sudah memasuki usia di atas 10 tahun. Ajak anak untuk mengobrol dan berikan edukasi tentang kesehatan perempuan pada anak di usia ini.
“Makannya kelekatan tidak hanya orang tua bangun pada saat awal usia pertumbuhan usia 0 sampai 5 tahun. Kedekatan itu orang tua bangun sampai kapan pun. Jika anak perempuan usia 10 atau 11 tahun, dekatin lagi anaknya ajak ngobrol.
Peluk, jangan sampai anak mendapat pelukan dari tempat yang salah,” katanya.
Edukasi Seksual
Lenny juga mengemukakkan jika pembelajaran tentang edukasi seksual bisa orang tua lakukan dengan banyak cara. Tentunya menyesuaikan dengan tipe belajar serta daya serap anak.
Apabila gaya belajar anak lebih suka dengan visual bergambar, orangtua bisa membelikan buku tentang edukasi seksual yang bergambar dan mudah anak pahami.
Orangtua bisa menjelaskan proses menstruasi. Ini yang pasti akan semua anak perempuan alami dan hal tersebut adalah normal. Ajak anak untuk terbuka tentang apa saja mengenai seksualitasnya.
Namun, sebelum memberikan edukasi pada anak, Lenny menyarankan orangtua juga terlebih dahulu mempelajari hal tersebut agar tidak salah menerjemahkan kepada anaknya.
“Jadi kita dulu yang membuka percakapan, jangan anak yang bertanya duluan kalau anak bertanya duluan dan sudah terjadi kemungkinan dia takut, jadi kita seperti pasang jangkar dulu, itu akan lebih baik daripada kita tidak melakukan apa-apa,” pungkas Lenny.