Jakarta (Lampost.co) — Militer Israel memastikan bahwa rudal-rudal balistik yang diluncurkan dari Iran pada Selasa, 1 Oktober 2024 malam berhasil menghantam pangkalan udara israel. Namun mereka menekankan bahwa tidak ada kerugian yang ditimbulkan pada fungsi Angkatan Udara Israel.
Rudal tersebut hanya menimbukan kerusakan gedung perkantoran dan area pemeliharaan lainnya di pangkalan tersebut. Sumber militer melaporkan tidak ada cedera akibat serangan tersebut. Semua dampak rudal di pangkalan udara dianggap ringan. Tidak ada kerugian yang ditimbulkan pada operasi Angkata Udara Israel (IAF) yang berkelanjutan.
“Tidak ada kerusakan yang terjadi pada jet tempur, drone, pesawat lain, amunisi dan infrastruktur penting,” kata sumber militer.
Baca juga: Kirim Pesan Lewat Swedia, Iran Peringatkan AS Tidak Campuri Urusannya dengan Israel
Menyoroti ketidakefektifan serangan Iran, militer Israel mencatat bahwa IAF melanjutkan operasinya pada jam-jam berikutnya. Termasuk serangan besar-besaran terhadap Hizbullah di Beirut, dukungan untuk pasukan darat di Beirut, Lebanon selatan dan Gaza.
“Tidak ada korban luka besar dalam serangan itu, hanya dua warga sipil yang terluka ringan akibat pecahan peluru di Tel Aviv,” menurut layanan medis.
IDF mengatakan bahwa mereka mengukur efektivitas serangan berdasarkan seberapa banyak kerusakan yang terjadi pada infrastruktur. Juga aset penting dan berapa banyak korban yang ditimbulkan serta bukan berapa banyak rudal yang terkena dampaknya. “Pertahanan udara berhasil mencegah kerusakan dan korban besar,” katanya.
Bersiap Tanggapi
IAF juga bersiap untuk memberikan tanggapan terhadap Iran, Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi menegaskan bahwa Israel akan menanggapi serangan rudal tersebut dan berjanji militer Israel memiliki kemampuan untuk mencapai dan menyerang titik mana pun di Timur Tengah.
“Dan musuh-musuh kita yang sejauh ini belum memahami hal ini, akan segera memahaminya,” katanya dalam pernyataan video, saat berkunjung ke Pangkalan Udara Tel Nof.
“Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Negara Israel kemarin. Iran menyerang wilayah sipil dan membahayakan nyawa banyak warga sipil. Berkat perilaku sipil yang baik dan pertahanan berkualitas tinggi, kerusakan yang ditimbulkan relatif kecil,” ujar Halevi.
“Kami akan merespons, kami tahu cara menemukan sasaran penting, kami tahu cara menyerang secara akurat dan kuat,” lanjutnya.
Iran menembakkan salvo besar-besaran ke Israel pada Selasa (1/10) malam, sehingga hampir 10 juta orang mengungsi ke tempat perlindungan bom ketika proyektil dan pencegat meledak di langit.
IDF mengatakan bahwa mereka mencegat sejumlah besar dari serangan tersebut. Sementara rudal yang di luncurkan ke Israel tidak hipersonik seperti yang diklaim Iran.
Rudah Hipersonik
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pihaknya telah menggunakan rudal Fattah untuk pertama kalinya, yang di gambarkan sebagai rudal hipersonik.
Senjata hipersonik, yang terbang di atas Mach 5, atau lima kali kecepatan suara, dapat menimbulkan tantangan penting bagi sistem pertahanan rudal karena kecepatan dan kemampuan manuvernya.
Iran menggambarkan Fattah mampu mencapai Mach 15 yaitu 15 kali kecepatan suara.
Militer mengatakan bahwa Iran tidak memiliki rudal hipersonik dan rudal yang di luncurkan ke negara tersebut tidak dapat bermanuver. “Pertahanan udara Israel efektif,” kata IDF Selasa malam.
Amerika Serikat (AS) juga berpartisipasi dalam pertahanan Israel, baik dengan mendeteksi ancaman dari Iran sebelumnya dan mencegat beberapa rudal.
IDF mengatakan ada dampak yang terisolasi di Israel tengah dan beberapa dampak lainnya di Israel selatan.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa tidak ada kerusakan pada kompetensi Angkatan Udara Israel dalam serangan tersebut.
Di mana pesawat, pertahanan udara, dan pengatur lalu lintas udara IAF beroperasi secara normal.
Hantam Sekolah
Salah satu rudal menghantam sebuah sekolah di Gadera, di Israel tengah, dan foto dan video dari lokasi kejadian menunjukkan kerusakan parah pada gedung sekolah. Namun, tidak ada korban yang terluka.
Mayor Jenderal Rafi Milo, kepala Komando Front Dalam Negeri, mengunjungi lokasi kejadian bersama petugas medis.
Pada rapat kabinet keamanan di bunker yang aman dekat Yerusalem setelah serangan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Teheran telah membuat kesalahan besar malam ini dan berjanji bahwa mereka akan menanggung akibatnya.
Dalam sebuah pernyataan, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyebutkan bahwa serangan tersebut sebagai tanggapan terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan IRGC Abbas Nilforoshan. Keduanya tewas dalam serangan udara Israel pekan lalu di Beirut.
Laporan tersebut juga menyebutkan Ismail Haniyeh, seorang pemimpin tertinggi Hamas yang di bunuh di Teheran pada bulan Juli dalam dugaan serangan Israel.
Serangan menggunakan 300 rudal dan drone pada April di gagalkan dengan bantuan militer AS dan sekutu lainnya. Israel di laporkan merespons pada saat itu dengan serangan udara di Iran, yang menargetkan sistem pertahanan udara di dekat lokasi nuklir. Namun eskalasi yang lebih luas dapat di hindari.