Rwanda (Lampost.co): Beberapa hari setelah Rwanda mengumumkan wabah virus Marburg, pihak berwenang telah memperkenalkan serangkaian langkah untuk mengendalikan penyebarannya di negara tersebut.
Christian Ngarambe, penjabat direktur jenderal Rumah Sakit Pendidikan Universitas Butare, kepada Anadolu pada Selasa, 1 Oktober 2024, mengatakan bahwa langkah-langkah baru ini mengharuskan fasilitas kesehatan menerapkan protokol ketat. Hal itu untuk menerima dan menangani pasien yang menunjukkan gejala virus Marburg, serta mematuhi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi.
Baca juga: Meutya Hafid Masuk Daftar Usulan Kabinet Prabowo-Gibran
Kunjungan ke pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit mendapat larangan selama 14 hari ke depan. Sementara seorang pasien hanya pihak rumah sakit perbolehkan memiliki satu pendamping dalam satu waktu. Itu menurut pedoman yang telah Kementerian Kesehatan setempat keluarkan.
Dalam kasus kematian akibat Marburg, kementerian juga melarang upacara berjaga dan doa bersama untuk mengurangi risiko penularan virus.
Upacara pemakaman bagi mereka yang meninggal akibat Marburg dibatasi maksimal 50 orang, sementara tampilan peti jenazah terbuka dilarang di rumah, gereja, atau masjid dan hanya diizinkan dilakukan di area yang telah ditentukan dalam fasilitas kesehatan, dengan jumlah orang yang terbatas.
Hingga Senin, 30 September 2024, sebanyak 26 orang telah terkonfirmasi terjangkit virus ini. Termasuk sebanyak 9 orang yang meninggal.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa hingga 300 individu yang menjalani identifikasi sebagai kontak kasus terkonfirmasi sedang menjalani isolasi untuk pemantauan ketat.
Tingkat Kematian Tinggi
Marburg, dengan tingkat kematian hingga 88 persen, berasal dari keluarga virus yang sama dengan Ebola, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penyakit akibat virus Marburg mulanya secara tiba-tiba. Yakni dengan demam tinggi, sakit kepala parah, dan rasa tidak enak badan yang hebat. Banyak pasien mengalami gejala perdarahan hebat dalam 7 hari.
Virus ini penularannya dari kelelawar ke manusia melalui buah dan menyebar antarmanusia melalui kontak langsung. Yakni melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi, permukaan dan material yang terpapar virus.
Gejalanya termasuk demam tinggi, sakit kepala hebat, muntah, dan nyeri otot.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News