Panaragan (Lampost.co)–Festival Seni Tubaba ke-8, bertema “Self & Space: Festivity From The Kitchen”, akan digelar pada 1-3 Agustus 2024 di Kota Budaya Ulluan Nughik dan Las Sengok, Tubaba.
Acara tahunan ini tidak hanya menghadirkan karya seni, tetapi juga mendorong keterlibatan kreator dan penonton dalam proses penciptaan seni.
Berlokasi di Kota Budaya Ulluan Nughik dan Las Sengok, festival ini merupakan platform Karisma Event Nusantara (KEN) dengan dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca Juga: Puluhan Grup Penari Sekura Meriahkan Festival Budaya Sekala Bekhak
Festival ini mengusung konsep dapur sebagai ruang terbuka yang melibatkan berbagai pihak dalam proses kreatif. Dengan menekankan pada pertukaran pengetahuan dan kolaborasi.
Jadwal Kegiatan
Hari Pertama Festival di Ampi Teater Ulluan Nughik dengan penampilan Tari Nenemo. Yakni tari kreasi anak dan remaja bertajuk “Celebrating the Recipes.” Serta pertunjukan Gitar Klasik Lampung dari Tiyuh (Desa) Gunung Katun.
Selain itu, akan ada pameran seni rupa yang didedikasikan bagi masyarakat Palestina. Seniman residensi dari Chengdu, China, Sirun Chen, akan berkolaborasi dengan kelompok ibu pengrajin tiqew dari Tiyuh Gedung Ratu dalam menciptakan instalasi raksasa di venue pembukaan.
Hari Kedua Festival di Las Sengoq, Tiyuh Karta, terjadwal Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Dr. Hilmar Farid, akan menyampaikan pidato kebudayaan.
Selain itu, akan ada pertunjukan Site-Specific Dance/Performance bertajuk “Krakatoa: Boom; Homecoming; Cycle Chaos”, yang menampilkan seniman residensi internasional dari berbagai negara. Seperti Jepang, China, Thailand, dan Amerika Serikat yang berkolaborasi dengan seniman Indonesia.
Pertunjukan ini dengan kurator Taufik Darwis, berfokus pada eksplorasi tema Krakatau sebagai sumber pengetahuan regeneratif dan perjalanan spiritual manusia.
Pada hari terakhir Festival akan ada berbagai workshop publik, termasuk workshop penulisan puisi bersama Nisa Rengganis. Workshop menganyam tiqew, dan workshop keramik bersama Baskoro Wicaksono.
Selain itu, Lampung Literature akan menyelenggarakan Brew Puisi, dan seniman Sirun Chen akan menampilkan performance art.
Penutupan festival pada malam hari akan mencakup pemutaran film dokumenter “Festivity From The Kitchen” dan pertunjukan musik amal untuk Palestina yang melibatkan musisi dari berbagai daerah.
Seluruh hasil dari penjualan tiket dan donasi akan disalurkan kepada masyarakat Palestina melalui kedutaan besar Palestina di Jakarta.