Bandar Lampung (Lampost.co)– Peningkatan literasi finansial dan keuangan harapannya mampu memerangi maraknya kasus judi online.
Dinas Perpustakaan Provinsi Lampung kini sedang menggencarkan program bertajuk Gerakan Anti Judi Online, Aksi Harmoni, Kolaborasi Masyarakat, Pegiat, dan Antarkelembagaan (Gajah Kompak).
Upaya tersebut di dukung dengan peluncuran tugu baca yang merupakan platform penyedia buku virtual untuk mencerdaskan masyarakat. Melalui peningkatan literasi finansial dan keuangan.
“Kita harus sadar akan bahaya judi online. Ini adalah upaya kami dalam mencerdaskan masyarakat melalui literasi keuangan dan literasi digital,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan Lampung, Riski Sofyan, Kamis, 26 September 2024.
Tugu baca tersebut memuat buku-buku terkait bahaya judi online, kiat investasi, hingga tips memulai usaha. Koleksi buku di tugu baca ini dapat mengakses secara gratis. Yakni dengan melakukan pemindaian di kode batang yang telah mereka sediakan. Setidaknya ada 600 judul buku dalam format digital tersedia untuk umum.
“Tugu atau titik baca ini bisa mengaksesnya dengan barcode di gawai kita dalam radius 300 meter. Di tahun ini, tugu baca memang dikhususkan untuk literasi keuangan atau finansial,” kata dia.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Provinsi Lampung, Intizam, mengungkapkan pengentasan judi online butuh komitmen berbagai pihak. Salah satunya melalui penguatan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari.
“Utamanya untuk generasi muda yang kerap jadi target praktik kejahatan ekonomi, termasuk judi online,” kata dia.
Judi online menjadi ancaman serius bagi individu yang terlibat maupun kesejahteraan masyarakat secara luas.
“Dampak negatifnya banyak. Seperti kerugian finansial, ketergantungan, hingga degradasi moral. Inilah yang memaksa kita untuk segara mengambil tindakan tegas yang strategis,” tuturnya.
Ia berharap keberadaan tugu baca yang digagas Perpusda Lampung mampu mendongkrak literasi finansial masyarakat di era teknologi.
“Adanya tugu baca ini, saya harap masyarakat lebih sadar literasi keuangan. Kita harus terus memberi edukasi untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak,” pungkasnya.