Metro (Lampost.co)—Wali Kota Metro, Wahdi Sirajuddin, meresmikan Instalasi Dialisis (ruangan cuci darah terapi ginjal yang menggunakan alat khusus) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani kota setempat, Selasa (25/6/2024). Sebelumnya fasilitas itu bernama Ruang Hemodialisa.
Dalam memberikan pelayanan cuci darah pasien, RSUD Ahmad Yani memiliki sebuah inovasi konsep berupa wisata, yaitu wisata Kota Metro dan wisata rohani.
Wali Kota mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt atas peresmian Instalasi Dialisis di RSUD Ahmad Yani Kota Metro.
“RSUD Ahmad Yani Metro ini merupakan rumah sakit rujukan regional II. Artinya rumah sakit ini merupakan rujukan utama,” ujar Wahdi, Selasa (25/6/2024).
Dia menyampaikan dalam peresmian itu, RSUD Ahmad Yani Metro telah menambah unit alat cuci darah. Sebab, jumlah pasien yang melakukan cuci darah bertambah.
“Sebelumnya, RSUD Ahmad Yani memiliki 17 unit alat cuci darah. Saat ini, alat cuci darah ada penambahan menjadi 40 unit. Alasan penambahan unit alat cuci darah ini karena banyaknya kasus gagal ginjal,” ujarnya.
“Untuk kasus ginjal di Indonesia ini tidak hanya orang dewasa yang mengidapnya, tapi anak-anak juga. Jadi perlu adanya edukasi guna meminimalisasi peningkatan kasus gagal ginjal,” ujarnya.
Wahdi menyebut untuk mencegah terkena penyakit gagal ginjal, ia berpesan kepada masyarakat agar selalu menerapkan pola hidup sehat.
“Yang pertama tentu kita harus bersyukur kepada Allah swt. Kemudian, harus menjaga pola hidup yang baik dan menghindari obat-obatan yang tidak jelas asal-usulnya,” ujarnya.
Sejarah Ruang Hemodialisa
Pada kesempatan yang sama, Direktur RSUD Ahmad Yani Metro, Fitri Agustina, menyampaikan sejarah berdirinya Ruang Hemodialisa di RSUD Ahmad Yani Metro sejak tahun 2024, yang berawal dari dua alat cuci darah.
“Alhamdulillah dengan bertambahnya tahun, RSUD Ahmad Yani makin berkembang dan menambah alat cuci darah. Sampai hari, jumlah alat cuci darah yang beroperasi sebanyak 15 unit dan cadangan 2 unit. Insyaallah dalam waktu dekat ini, secara bertahap kami akan menambah menjadi 40 unit. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, 40 unit alat cuci darah ini bisa beroperasi semua,” ujarnya.
Dia mengungkapkan untuk biaya cuci darah di Kota Metro telah terkaver Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Biaya untuk cuci darah ini telah terkaver BPJS Kesehatan. Sebab, Kota Metro telah memiliki UHC (Universal Health Coverage) untuk BPJS Kesehatan kelas III,” ujarnya.
Dia menjelaskan saat ini jumlah pasien cuci darah di RSUD Ahmad Yani Metro ada 90 orang dan daftar tunggunya sudah hampir mencapai 100 orang.
“Kami berharap penambahan pasien cuci darah di RSUD Ahmad Yani Metro jangan sampai bertambah lagi. Tentunya, saat ini kami telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat guna mencegah peningkatan pasien tersebut,” ujarnya.