Bandar Lampung (Lampost.co)– PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menilai, Provinsi Lampung memiliki potensi energi panas bumi (geothermal) yang besar. Sehingga hal ini saat baik bila Pemerintah Provinsi Lampung dapat memanfaatkannya sebaik mungkin.
Dengan melihat dari secara nasional, potensi geothermal Indonesia mencapai 23 gigawatt. Namun, baru 11 persen atau sekitar 2.400 megawatt yang dieksploitasi, dengan 80 persen di antaranya dioperasikan oleh PGE.
Baca juga: PTBA Hadirkan Energi Surya untuk Para Petani di Desa Lugusari
“Kami menargetkan penambahan kapasitas hingga 1.500 megawatt secara nasional pada tahun 2033. Salah satu pengembangan utamanya adalah di Lampung,” ujar General Manager PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Hadi Suratno, Kamis, 5 Desember 2024.
Untuk Provinsi Lampung sendiri, pemanfaatan tenaga listrik hingga saat ini baru mencapai 220 megawatt. Untuk total listrik yang PGE dan PLN di Lampung hasilkan baru mencapai 600 megawatt.
“Padahal, kebutuhan listrik di provinsi ini berkisar antara 1.200 hingga 1.300 megawatt. Kekurangannya hampir 700 megawatt, masih mendapat pasokan dari Sumatra Selatan,” kata dia.
Dalam diskusi PWI Lampung bertajuk “Energi dan Investasi Seimbangkah?” yang terselenggara di Hotel Horison, pihaknya mengatakan saat ini masih ada pasokan dari Sumsel. “Jadi kalau Sumsel adalah masalah terkait kelistrikan, Lampung akan terkena dampaknya,” jelasnya.
Adapun ia memastikan PT PGE terus mengembangkan potensi geothermal, termasuk di Ulubelu, Tanggamus, yang memiliki cadangan tambahan hingga 135 megawatt.
Eksplorasi Gunung Tiga
Selain itu, PGE berencana mengeksplorasi potensi di Gunung Tiga dengan kapasitas 55 megawatt. “Proyek eksplorasi Gunung Tiga ini kita harapkan bisa mulai beroperasi secara komersial Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2028,” kata dia.
Adapun dia terangkan, pihaknya sedang ajukan perizinan, termasuk rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Lampung yang sudah diterbitkan. “Setelah itu kami ajukan izin penggunaan lahan hutan yang diajukan ke kementerian,” jelas Hadi.
Terpisah, perwakilan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Lampung, Dwi Agus Irianto mengatakan kepastian ketersediaan listrik menjadi krusial, khususnya bagi UMKM di Lampung.
“Kami harapkan kejadian blackout seperti kemarin terulang lagi. Pelaku UMKM, butuh kepastian pasokan listrik untuk memastikan usaha kami tetap berjalan lancar,” ujar Dwi.
Dia juga mendorong pemerintah daerah untuk menggandeng investor guna mengembangkan energi terbarukan di Lampung. Menurutnya, sumber energi baru ini dapat mengurangi ketergantungan pada pembangkit besar.
“Langkah seperti yang Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) lakukan, yang mengenalkan mahasiswa pada energi baru dan terbarukan, perlu mendapat apresiasi.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News