Lumajang (Lampost.co)–Hujan lebat mengguyur wilayah Lumajang, Jawa Timur mengakibatkan Gunung Semeru memuntahkan banjir lahar pada Kamis malam, 18 April 2024.
Dahsyatnya banjir lahar mengakibatkan dua jembatan putus yakni Jembatan Limpas di Desa Gondoruso dan Jembatan Kloposawit di Desa Kecamatan Candipuro. Akibatnya, akses penghubung antara Kecamatan Pasirian dengan Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Candipuro dengan Kecamatan Pasrujambe lumpuh. Ratusan warga juga mengungsi akibat banjir ini.
Besarnya debit banjir lahar juga membuat warga yang tinggal di dekat bantaran sunga dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, tercatat selama hampir 5 jam karena hujan deras mengguyur kawasan puncak gunung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi dalam menyebutkan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada 17 April 2024 pukul 00.00-24.00 WIB.
Baca Juga: 4 Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga, 1 Ada di Lampung
“Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 20 mm selama 17.223 detik atau hampir 5 jam pada Kamis, 18 April 2024,” katanya.
Selain getaran banjir, Gunung Semeru mengalami 33 kali gempa dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 41-170 detik. Lima kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm dan lama gempa 48-129 detik.
Terjadi dua kali gempa embusan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 35-100 detik, tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-6 mm dan lama 129-504 detik. Serta lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-28 mm.
“Pengamatan secara visual, Gunung Semeru tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut dan barat,” katanya.
Getaran banjir menyebabkan aliran lahar dingin Gunung Semeru menyebabkan tanggul penahan di Dusun Sumber Kajang, Jugosari, Candipuro mengalami kerusakan.
Sementara itu, Gunung Semeru kembali erupsi pada Kamis dini hari pukul 00.34 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik.