Manchester (Lampost.co) — Ruben Amorim memahami tantangan berat sebagai manajer Manchester United (MU). Sejak awal, ia menegaskan membangun tim yang kompetitif membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, hanya dalam tiga bulan, situasi di Old Trafford mulai memanas.
Manchester United saat ini terpuruk di peringkat ke-15 Premier League dan menjalani musim terburuk dalam 51 tahun terakhir.
Dari 21 pertandingan di semua kompetisi, Amorim hanya mampu meraih 10 kemenangan. Hasil imbang di Anfield serta kemenangan atas Arsenal di FA Cup tidak cukup untuk menutupi performa inkonsisten tim.
Masalah internal semakin memperumit keadaan. Ketegangan dengan Sir Jim Ratcliffe dan ketidakpuasan para pemain membuat masa depan Amorim di Old Trafford semakin dipertanyakan.
Berikut lima alasan yang bisa membuat Ruben Amorim hengkang lebih cepat dari Manchester United.
-
Ketegangan dengan Sir Jim Ratcliffe
Pemilik Manchester United, Sir Jim Ratcliffe, menjadi faktor utama ketidakpuasan di dalam klub. Tahun pertamanya sebagai pemilik sebagai bencana besar.
Awalnya, Ratcliffe mendapatkan sambutan baik karena fans muak dengan keluarga Glazer. Namun, ia justru memangkas anggaran besar-besaran dan memecat banyak staf, termasuk beberapa figur penting di klub.
Bahkan, Sir Alex Ferguson turut terdampak dari kebijakan itu yang semakin memperburuk suasana di Carrington.
-
Minimnya Dukungan Transfer
Ratcliffe ingin mengubah budaya boros Manchester United. Namun, kebijakan transfernya justru memperlemah tim.
Amorim berharap mendapat tambahan pemain kunci, terutama di lini depan, tetapi yang datang hanya Patrick Dorgu sebagai bek kiri.
Sebaliknya, Marcus Rashford dan Antony justru pergi dengan status pinjaman. Keputusan itu semakin membuat lini serang Setan Merah tumpul, membuat Amorim frustasi dengan kebijakan manajemen.
-
Kurangnya Arahan Manajemen
Keputusan Manchester United merekrut Dan Ashworth dengan biaya 3 juta pounds, tetapi memecatnya dalam lima bulan menjadi blunder besar. Meski Jason Wilcox dan Omar Berrada masih bertahan di jajaran manajemen, arah klub tetap tidak jelas.
Ketidakpastian itu berdampak pada kepercayaan Amorim terhadap proyek jangka panjang MU. Jika situasi tidak membaik, bukan tidak mungkin ia akan mencari tantangan baru di klub lain.
-
Masalah Adaptasi Taktik
Ruben Amorim membawa sistem 3-4-2-1 dari Sporting Lisbon ke MU. Namun, sejauh ini para pemain masih kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan taktik tersebut.
Kekalahan 0-1 dari Tottenham menjadi bukti lini tengah United masih rapuh. Spurs dengan mudah mengeksploitasi celah dalam sistem Amorim, memunculkan keraguan di antara para pemain terhadap strategi pelatih.
-
Menyelamatkan Reputasi
Ruben Amorim sebenarnya berencana tetap di Sporting Lisbon hingga akhir musim. Namun, kesempatan melatih Manchester United terlalu menarik untuk dia tolak.
Namun, segala tantangan yang ada, ia bisa saja memilih mundur lebih awal sebelum reputasinya tercoreng. Jika hengkang sekarang, Amorim masih memiliki peluang besar untuk menarik minat klub-klub top Eropa yang mencari pelatih berbakat.