Bandar Lampung (Lampost.co) — Manchester United (MU) meraih kemenangan dramatis 2-1 atas Leicester City pada babak keempat Piala FA 2024/2025, namun ketidakstabilan lini pertahanan masih jadi sorotan utama. Di bawah asuhan Ruben Amorim, Setan Merah menunjukkan kelemahan pertahanan, meskipun tim bisa mengatasi tekanan The Foxes.
Poin Penting:
-
Rapuhnya lini pertahanan menjadi masalah serius Manchester United.
-
MU kebobolan 32 gol dalam 20 pertandingan atau rata-rata 1,6 gol per pertandingan.
-
Pelatih Ruben Amorim perlu meningkatkan kesolidan pertahanan agar bisa bersaing di level lebih tinggi.
Pada pertandingan di Old Trafford, Sabtu dini hari WIB, 8 Februari 2024, Manchester United meraih kemenangan meskipun harus menghadapi perlawanan sengit dari Leicester City. Kemenangan tersebut, membawa MU ke babak selanjutnya, tapi tidak menghapus kekhawatiran rentannya lini belakang yang terus menjadi sorotan.
Kebobolan Terus Menjadi Masalah Besar
Gol Leicester City di pertandingan tersebut menjadi yang ke-32 yang bersarang di gawang Setan Merah dalam 20 pertandingan sejak Ruben Amorim mengambil alih kursi manajer. Dalam data yang dilansir BBC, MU kebobolan rata-rata 1,6 gol setiap pertandingan di bawah asuhan Amorim. Angka tersebut sangat mencolok mengingat tim sekelas Manchester United yang terkenal dengan pertahanan solid, namun kini rentan kebobolan.
Baca juga: Meski Menang atas Leicester, Amorim Tidak Puas dengan Performa MU
Selain itu, angka kebobolan Manchester United ini hanya kalah dari beberapa tim dengan pertahanan lebih buruk, yaitu Leicester City dengan 34 gol, Southampton yang kebobolan 35 gol, dan Tottenham Hotspur yang kebobolan 36 gol sepanjang periode yang sama.
Kekalahan Memalukan dari Bournemouth
Selain kebobolan di hampir setiap pertandingan, salah satu catatan buruk era kepelatihan Amorim adalah kekalahan besar MU saat menghadapi Bournemouth pada 22 Desember 2024. Dalam laga di Old Trafford tersebut, MU takluk dengan skor telak 0-3. Kekalahan ini menjadi kekalahan terbesar bagi MU sejak Amorim menangani tim.
Performa Tim Belum Puaskan Amorim
Meski Manchester United mampu memenangkan pertandingan melawan Leicester, Amorim mengakui performa tim masih jauh dari memuaskan. Setelah pertandingan, sang manajer asal Portugal ini mengungkapkan timnya harus bisa meningkatkan kualitas permainan, baik ketika menguasai bola maupun saat tidak menguasai bola. Amorim menekankan meskipun kemenangan ini penting, merasa masih banyak hal yang perlu mendapat perbaikan untuk mencapai level permainan yang lebih baik.
“Laga ini tak ada hubungannya dengan ‘Fergie time’, kami harus percaya sampai akhir. Saya pikir performa kami harus bisa lebih baik saat menguasai bola, dan saat tak menguasai bola,” ujar Amorim.
Lini Belakang Menjadi PR
Salah satu poin penting yang menjadi fokus utama Ruben Amorim adalah lini pertahanan. Sejak pertama kali menangani Setan Merah, lini belakang tim ini memang kerap menjadi sorotan. Beberapa kali, para bek Setan Merah terlihat kurang solid dalam menghadapi serangan lawan, bahkan melawan tim-tim yang secara teknis lebih lemah sekalipun.
Kerapuhan lini belakang ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Amorim. Sebagai seorang manajer dengan pengalaman melatih di Portugal, ia tentu sadar pertahanan adalah fondasi utama dalam meraih sukses. Meskipun sudah ada beberapa perubahan dalam formasi dan gaya bermain, ketidaksempurnaan lini belakang masih menghantui tim.
Dengan mengandalkan pemain-pemain, seperti Harry Maguire dan Victor Lindelof, seharusnya MU memiliki kombinasi solid di lini belakang. Namun, pada kenyataannya, kesalahan-kesalahan individual dan koordinasi yang kurang baik sering membuat mereka kebobolan.
Tantangan
Amorim ke Depan
Sebagai pelatih yang baru datang, Ruben Amorim menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pertahanan tim. Meski sudah meraih beberapa kemenangan penting di Piala FA, MU harus menunjukkan performa lebih konsisten di semua lini, termasuk pertahanan.
Penting bagi Amorim tidak hanya pada masalah pertahanan, namun juga pada tekanan memperbaiki hasil-hasil yang lebih buruk. Sebagai pelatih yang sukses di Sporting CP, Amorim bisa membawa Manchester United ke tingkat lebih tinggi, bukan hanya di kompetisi domestik tetapi juga Eropa.