Bandar Lampung (Lampost.co) — Petualangan Luffy dan kru Topi Jerami dalam One Piece berlangsung selama 28 tahun bagi pembaca dan akan segera tamat. Namun, di dalam cerita, waktu yang berlalu sebenarnya hanya sekitar tiga tahun sejak Luffy memulai pelayaran dari East Blue.
Luffy Muda dengan Mimpi Besar
Luffy mulai berlayar pada usia 17 tahun. Ia sebagai karakter yang cinta petualangan dan suka menjelajah bahaya.
Semakin berbahaya sebuah pulau, semakin tinggi keinginan Luffy untuk mengunjunginya. Setiap misteri di lautan membuatnya bersemangat, terutama jika itu berkaitan dengan One Piece dan sejarah dunia.
Petualangan Luffy Sarat Persahabatan dan Perjuangan
Luffy kerap berkonflik bukan karena ambisi pribadi, tetapi karena membela teman dan orang lemah. Ia melawan Crocodile demi Vivi, menyelamatkan Robin dari Enies Lobby, dan menumbangkan Kaido demi membebaskan Wano. Semua aksinya berakar dari rasa setia kawan, bukan dominasi kekuasaan.
Topi Jerami Mendekati Raftel
Kru Topi Jerami kini mengumpulkan tiga road poneglyph. Satu lagi, mereka bisa menuju Raftel, lokasi harta karun One Piece.
Mereka juga telah mengalahkan dua Yonko, yaitu Big Mom dan Kaido, bersama Trafalgar Law dan Eustass Kid. Hal itu menandakan kisah One Piece memasuki babak akhir.
Misteri Abad Kekosongan Mulai Terungkap
Banyak rahasia sejarah dunia yang mulai tersingkap, termasuk teknologi 900 tahun lalu dan musuh besar Pemerintah Dunia.
Robin juga hampir mencapai tujuannya memahami abad kekosongan. Sebab, One Piece bukan sekadar petualangan, tapi juga penyingkapan sejarah dunia yang dilupakan.
Luffy Akan Merasa Hampa Setelah Jadi Raja Bajak Laut?
Jika Luffy berhasil jadi Raja Bajak Laut pada usia 20-an, maka semua impiannya tercapai. Namun, kemungkinannya ia akan kehilangan tujuan dan semangat menjelajah yang selama ini menghidupinya.
Luffy tidak tertarik pada kekuasaan atau wilayah. Ia hanya ingin menjelajah dan bersenang-senang.
Luffy Benci Petualangan yang Membosankan
Saat Usopp menanyakan langsung kepada Rayleigh tentang One Piece, Luffy marah besar. Ia tidak ingin tahu jawabannya begitu saja.
Ia ingin menemukannya sendiri, lewat petualangan dan kebersamaan kru. Luffy tidak mengejar hasil, ia menikmati proses.
Para Kru Bisa Raih Akhir Bahagia
Berbeda dengan Luffy, anggota kru lainnya berpotensi mendapatkan akhir yang membahagiakan:
- Robin bisa menemukan rahasia sejarah dunia.
- Nami bisa menyelesaikan peta dunia impiannya.
- Usopp bisa jadi pahlawan sejati di lautan.
- Sanji bisa temukan All Blue.
- Chopper bisa ciptakan obat segala penyakit.
- Franky bisa buktikan kapalnya layak tembus ujung samudera.
- Brook bisa bertemu Laboon setelah 50 tahun.
- Jinbe bisa lihat manusia ikan sejajar dengan manusia daratan.
Zoro dan Luffy Bisa Merasa Kosong Setelah Akhir
Jika Zoro menjadi pendekar pedang terhebat, maka perjuangannya juga selesai. Sama seperti Luffy, ia bisa merasa tidak punya arah lagi. Di usia muda, mereka sudah mencapai segalanya.
Apakah Oda Akan Beri Akhir Tragis?
Eiichiro Oda menyimpan misteri besar terkait akhir cerita. Ia bisa saja menyuguhkan akhir tak terduga yang tak sepenuhnya bahagia bagi semua karakter.
Kemungkinan Luffy meninggalkan dunia itu dengan cara heroik masih terbuka atau justru memulai perjalanan baru ke tempat yang belum pernah siapa pun jelajahi.
Cerita tamat One Piece bisa jadi perpaduan kebahagiaan dan kehampaan. Para kru bisa raih mimpi, tetapi Luffy mungkin kehilangan arti petualangan.
Semua bergantung pada sentuhan akhir dari Oda sang kreator. Satu hal yang pasti, yaitu akhir One Piece akan jadi momen paling bersejarah dalam dunia manga.