Jakarta (Lampost.co)- Chris Brown, penyanyi terkenal, mengajukan gugatan senilai USD500 juta atau sekitar Rp8,1 triliun terhadap Warner Bros. Gugatan ini berkaitan dengan serial dokumenter berjudul Chris Brown: A History of Violence yang ditayangkan di Investigation Discovery.
Poin Penting
- Tuduhan dalam serial tersebut bersumber dari gugatan yang sebelumnya ditolak pengadilan.
- Brown menegaskan ia telah belajar dari kesalahan masa lalu dan mencoba memperbaiki reputasinya.
- Brown berjanji menyumbangkan sebagian uang yang dimenangkan kepada korban kekerasan seksual.
Serial tersebut, menurut Brown, mencemarkan nama baiknya dengan menyebutnya sebagai “pemerkosa berantai dan pelaku kekerasan seksual.” Ia menganggap tuduhan tersebut sangat merugikan citra dirinya yang selama ini ia coba perbaiki.
Baca juga : Sinopsis Film Five Feet Apart: Kisah Cinta yang Mengharukan di Tengah Keterbatasan
Berdasarkan dokumen pengadilan yang diterima oleh Page Six, Brown menyatakan bahwa Warner Bros dan produser dokumenter, termasuk Ample Entertainment, telah menyebabkan penderitaan emosional. Tuduhan dalam dokumenter itu, menurut Brown, bersumber dari seorang wanita tak dikenal (Jane Doe) yang gugatannya telah di tolak oleh pengadilan karena di anggap tidak berdasar.
Brown mengklaim, produksi serial tersebut bertujuan untuk merusak reputasinya, terutama setelah ia berusaha keras memperbaiki citranya selama bertahun-tahun. Penyanyi ini juga mengakui kesalahan masa lalunya, seperti insiden kekerasan fisik terhadap Rihanna pada 2009. Namun, ia menegaskan telah belajar dan berkembang dari pengalaman tersebut.\
Baca juga : Jennie BLACKPINK Siap Rilis Album Solo “Ruby” dengan 15 Lagu Kolaborasi Spektakuler
Sejak perilisan dokumenter pada Oktober tahun lalu, Brown merasa reputasi dan kariernya mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, ia menuntut kompensasi dalam jumlah fantastis. Menariknya, ia juga berjanji akan menyumbangkan sebagian dari uang yang akan ia dapat kepada para korban kekerasan seksual sebagai bentuk kontribusinya.
Kasus ini kini menjadi sorotan karena melibatkan salah satu rumah produksi besar, Warner Bros, dan seorang penyanyi dengan sejarah kontroversial.