Banyuwangi (Lampost.co): CNA, bocah berusia 7 tahun yang menjadi korban pembunuhan dan perkosaan di Banyuwangi, Jawa Timur, dikenal sebagai sosok ceria dan sering menjadi motivator bagi teman-temannya.
Hal tersebut diungkapkan Heru Prayitno, kepala sekolah tempat CNA menimba ilmu yang mengatakan bahwa meski baru bersekolah sekitar 5 bulan, CNA mudah dikenali dan pandai berbaur.
Baca juga: Nasib Malang Siswi MI di Banyuwangi Jadi Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan Predator Anak
“Ananda CNA baru bersekolah 5 bulan, tapi mudah beradaptasi, mudah bergaul. Anaknya ceria dan menjadi motivasi bagi teman-temannya,” kata Heru, Jumat, 15 November 2024.
Saat peristiwa terjadi, Heru juga turut bersama guru-guru dan ibu korban yang tengah hamil tua mencari korban yang tak kunjung pulang meski jam telah menunjukkan pukul 10.30 WIB, sementara jam pulang sekolah adalah pukul 10.00 WIB.
Heru menceritakan, korban yang biasa sampai rumah pada pukul 10.15 WIB tak kunjung tiba hingga pukul 10.30 WIB, yang kemudian membuat ibu CNA mengirim pesan kepada guru kelas.
Pihak sekolah sempat membantu ibu CNA melakukan pencarian korban hingga pukul 11.00 WIB di area sekitar sekolah dan rumah teman-teman CNA namun tak menemukan hasil.
“Jam 11 ibu ananda Carla menelepon minta bantu mencari di sekitar area jalan pulang. Kami bersama-sama menyisir,” ujar Heru.
Sesampainya di Tempat Kejadian Perkara (TKP), pihaknya pertama kali menemukan sepeda korban di sungai sekitar jalan, tak jauh dari titik penemuan jasad korban.
“Pertama kita temukan sepedanya di buang ke sungai. Kita cari lagi, ketemu jasadnya. Pertama kali oleh ibu korban dan guru kelas,” urai Heru.
Melarikan ke Rumah Sakit
Heru kemudian menggendong korban yang bersimbah darah untuk segera membawanya ke rumah sakit terdekat.
Dia juga mengungkap bahwa TKP adalah lokasi yang biasa korban lewati sepulang sekolah dan tak pernah ada kejadian kriminal.
Bahkan saat CNA oleh warga temukan bersimbah darah. Di sisi lain dari perkebunan itu terdapat aktivitas warga yang sedang menanam kacang dan mencari rumput untuk pakan ternak.
Ke depan, kepala sekolah berharap kepada seluruh pihak agar kasus yang menimpa murid asuhnya itu segera terungkap seterang-terangnya.
“Semoga terungkap dan pelaku mendapat hukuman yang seberat-beratnya,” harapnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News