Bandar Lampung (Lampost.co) — Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada 17 Mei, Tropicana Slim mengajak masyarakat Indonesia untuk tingkatkan kesadaran. Yakni mencegah, melakukan deteksi dini, dan mengendalikan hipertensi melalui kampanye Beat Hypertension 2024.
Dalam pelaksanaan program ini, Tropicana Slim Lampung turut menggandeng InaSH (Indonesia Society of Hypertension), OMRON, Shopee, Wardah, Sunpride, dan LeMinerale, Sabtu, 18 Mei 2024.
Sebagai penyakit yang seringkali timbul tanpa adanya gejala dan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ lainnya. Hipertensi umum dikenal sebagai silent killer atau pembunuh senyap karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya, bahkan menyebabkan kematian.
Saat ini, fakta menunjukkan bahwa hipertensi tidak lagi penyakit orang tua, namun dapat menyerang kalangan usia lebih muda. Di Indonesia, terdapat 20% orang berusia 25-34 tahun dan lebih dari 30% orang yang berusia 35-44 tahun mengalami hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah.
Dalam rilis yang disampaikan, Dian Vio, Area Marketing Tropicana Slim mengatakan, mengingat masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengontrol jumlah asupan garam harian. Juga minim melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin. Maka edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan pencegahan hipertensi sedini mungkin perlu terus sosialisasi.
Sebagai brand yang telah menemani dan menginspirasi keluarga Indonesia selama 50 tahun melalui serangkaian produk sehat dan bercita rasa tinggi, kegiatan Beat Hypertension. Ini merupakan wujud komitmen pihaknya dalam mengampanyekan gaya hidup sehat lawan hipertensi. Hal ini bersama berbagai mitra strategis yang menargetkan 10.000 peserta di 42 titik seluruh Indonesia.
Adapun rangkaian program Beat Hypertension 2024 meliputi talkshow dan pengecekan tekanan darah massal bersama OMRON sebagai upaya deteksi dini hipertensi. Food tasting menu sehat rendah garam.
Tidak Menyadari
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Eka Harmeiwaty, Sp. N menyampaikan, berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, satu di antara tiga orang Indonesia menderita hipertensi. Ironisnya masih banyak yang tidak menyadari dirinya hipertensi. Karena hanya sekitar satu dari delapan orang dewasa Indonesia yang rutin mengukur tekanan darah. Padahal, jika cepat terdeteksi dan tertangani, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan kerusakan organ lainnya.
Ada dua faktor penyebab hipertensi, yaitu faktor bawaan dan faktor gaya hidup. Untuk faktor bawaan, seperti usia dan keturunan, tentunya sulit untuk dikendalikan. Namun, faktor gaya hidup adalah faktor yang masih bisa kelola untuk menurunkan risiko terkena hipertensi. Yang menarik, pola hidup yang tidak sehat, yang seharusnya mampu kita kendalikan, berperan besar dalam memengaruhi risiko hipertensi mulai dari konsumsi garam berlebih, obesitas, hingga kurang aktivitas fisik.
“Terkait pola makan tinggi garam, faktanya asupan garam rata-rata masyarakat dunia perkiraan 10.8 gram per hari , dua kali lipat lebih banyak dari rekomendasi WHO. Yaitu maksimal 5 gram garam per hari (setara satu sendok teh per hari). Konsumsi garam berlebih ini dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi. Oleh karena itu, perlu memerhatikan label makanan dan memasak sendiri di rumah mendukung pola makan lebih sehat,” tambah Dian Vio.