Bandar Lampung (Lampost.co) – Tim mahasiswa Teknik Biomedis Institut Teknologi Sumatera (Itera) berhasil merancang alat ukur Volume Oksigen Maksimal (VO2 Max). Alat ini terintegrasi dengan sistem deteksi dini gejala asma. Inovasi ini dikembangkan oleh Nisa Fadila dan Safa Airlicia Vanderly bersama dosen pembimbing Rudi Setiawan dan Al Barra Harahap.
Sementara Nisa Fadila menjelaskan, VO2 Max merupakan indikator utama dalam menilai tingkat kebugaran seseorang. Terutama bagi atlet dan individu yang aktif secara fisik. Alat ini tidak hanya mengukur kapasitas maksimal tubuh dalam memanfaatkan oksigen. Tetapi juga mendeteksi pola pernapasan yang tidak normal. Sehingga dapat menjadi sistem peringatan dini bagi penderita asma.
Kemudian teknologi dan cara kerja perangkat ini menggunakan sensor oksigen (O₂), karbon dioksida (CO₂), dan tekanan diferensial. Ini untuk mengukur kadar gas pernafasan serta tekanan udara saat seseorang bernapas. Data tersebut kemudian berproses melalui modul pengolahan data untuk menghitung nilai VO2 Max. Dan mengidentifikasi pola pernapasan yang tidak wajar. Jika terdeteksi indikasi gejala asma, sistem akan memberikan peringatan dini. Sehingga pengguna dapat segera mengambil langkah pencegahan.
“Kami berharap alat ini dapat membantu banyak orang. Terutama mereka yang memiliki risiko asma atau yang ingin meningkatkan kebugaran mereka. Dengan pemantauan yang lebih akurat dan real-time,” katanya, Jumat, 7 Februari 2025.
Selanjutnya ia mengatakan, alat tersebut terlengkapi dengan fitur penyimpanan data. Lalu memungkinkan pengguna memantau perkembangan kondisi pernapasan mereka dari waktu ke waktu. Data yang tersimpan dapat teranalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak tambahan. Sehingga hasilnya dapat menjadi referensi bagi tenaga medis dalam proses teragnosis dan perawatan pasien.
Dunia Medis dan Olahraga
Sementara Safa Airlicia Vanderly menambahkan, dengan antarmuka yang intuitif dan tampilan hasil pengukuran yang mudah terpahami. Alat ini harapannya dapat berguna secara luas baik dalam dunia medis maupun olahraga. Tidak hanya untuk individu, inovasi ini juga berpotensi terpakai dalam penelitian medis. Dan epidemiologi terkait kebugaran serta gangguan pernapasan.
“Dengan adanya fitur deteksi dini. Kami ingin memberikan solusi yang tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga preventif. Sehingga masyarakat bisa lebih sadar akan kondisi pernapasan mereka,” jelas Safa.
Dengan akurasi tinggi dan kemampuan deteksi dini. Alat ukur VO2 Max ini harapannya menjadi standar baru dalam pemantauan kesehatan pernapasan. Inovasi ini sejalan dengan perkembangan teknologi kesehatan modern yang menitikberatkan pemantauan real-time. Dan intervensi dini guna meningkatkan kualitas hidup penggunanya.